Sidang ke-39 Sinode GPM, Maspaitella: Gereja Diteguhkan oleh Anugerah Allah Menuju Satu Abad Pelayanan

oleh -53 Dilihat

Ambon.malukubarunews.com – Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Elifas Tomix Maspaitella, menyampaikan bahwa Sidang ke-39 Sinode GPM tahun 2025 bukan sekadar agenda rutin kelembagaan, melainkan momentum iman yang menandai langkah menuju satu abad perjalanan gereja.

Tema yang diangkat dalam sidang ini, “Anugerah Allah Melengkapi dan Meneguhkan Gereja Menuju Satu Abad GPM” (1 Petrus 5:10), disebut Maspaitella sebagai dasar teologis yang kuat untuk memperdalam identitas gereja dan memperkuat semangat pelayanan.

“Sidang Sinode merupakan forum tertinggi gereja, untuk menilai kembali perjalanan pelayanan, sekaligus merumuskan arah, kebijakan, dan strategi pelayanan ke depan,” ungkap Ketua MPH Sinode GPM, Elifas Tomix Maspaitella, dalam penjelasan tertulis yang diterima MalukuBaruNews.com di Ambon, Sabtu (4/10/2025).

Ia menekankan bahwa gereja tidak berjalan karena kekuatannya sendiri, melainkan oleh anugerah Allah yang menyertai dan meneguhkan dalam setiap langkah perjalanan iman umat. Sidang ini, menurutnya, adalah sarana untuk membaca tanda-tanda zaman dan mendengar suara Allah dalam konteks pelayanan kekinian.

“Sidang ini bukan sekadar agenda kelembagaan, melainkan momentum iman untuk bersama-sama membaca tanda-tanda zaman, mendengar suara Allah, serta menjawab panggilan-Nya dengan setia,” ujar Maspaitella.

Dalam hampir satu abad keberadaannya, GPM telah hadir dan bertumbuh di berbagai pelosok Maluku, Maluku Utara, bahkan hingga ke luar negeri. Namun perjalanan itu, ungkapnya, tidak lepas dari tantangan dan pergumulan panjang.

“Kita percaya bahwa sebagaimana firman Tuhan katakan, setelah kita menderita seketika, Allah sendiri akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan, dan mengokohkan kita. Itulah yang menjadi dasar kekuatan kita untuk melangkah menuju abad baru GPM,” sebut Maspaitella.

Ia menegaskan bahwa momentum sidang ini harus digunakan sebagai titik refleksi bersama seluruh warga GPM: melihat ke belakang dengan syukur, menilai kondisi saat ini dengan rendah hati, dan menyongsong masa depan dengan harapan yang teguh.

“Kita percaya bahwa Tuhan yang telah memulai karya-Nya, akan terus melengkapi dan menyempurnakan gereja ini dalam perjalanannya,” ucapnya.

Dalam konteks kehidupan sosial dan kebangsaan, GPM tetap menegaskan panggilannya untuk bersaksi, melayani, dan bersekutu—serta aktif mengambil bagian dalam pembangunan, memperkuat perdamaian, menjaga kerukunan, dan membela nilai-nilai keadilan serta kebenaran.

“GPM terpanggil untuk mengambil bagian dalam pembangunan manusia seutuhnya, memperkuat perdamaian, merawat kerukunan, serta membela keadilan dan kebenaran,” ujar Maspaitella.

Ia juga menyerukan agar proses persidangan dilakukan dalam semangat keterbukaan, hikmat, dan kasih, demi melahirkan keputusan-keputusan yang mencerminkan kehendak Allah bagi gereja-Nya.

“Saya mengajak seluruh warga GPM, di mana pun berada, untuk meneguhkan kembali komitmen iman kita dalam sidang ini. Marilah kita berproses bersama, dengan keterbukaan, kearifan, dan kasih,” tegas Maspaitella.

Menutup pesannya, Maspaitella menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terus mendukung pelayanan GPM, termasuk pemerintah, aparat keamanan, mitra gereja, dan seluruh jemaat. Ia berharap, Sidang ke-39 ini menjadi perjumpaan iman yang mengokohkan arah pelayanan GPM di masa mendatang.

“Kiranya Sidang ke-39 Sinode GPM dapat berlangsung dengan baik, dalam tuntunan Roh Kudus, menghasilkan keputusan-keputusan yang membangun, dan meneguhkan Gereja dalam perjalanannya menuju satu abad,” tutupnya.

Sidang ini menjadi momen penting tidak hanya untuk menetapkan arah pelayanan gereja, tetapi juga memperkuat posisi GPM sebagai gereja yang relevan dan transformatif di tengah dinamika masyarakat lokal, nasional, dan global.(MB-01*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.