Ambon.malukubarunews.com- Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dan Pemerintah Perovinsi Maluku Lambat menangani bencana yang terjadi di Pulau Seram yakni Seram Utara ,Kobi dan Pasanea
Pasalnya bencana yang di alami masyarakat pesisir Seram Utara ,Pasahari dan Kobi Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2023 -2024 sampai saat ini belum sama sekali tersentuh baik pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tengah maupun Pemerintah Provinsi Maluku.
“Bencana yang di alami masyarakat di Maluku Tengah dimana di daerah di pesisir pulau terutama seram Utara, pisisir pulau Seram rata-rata bagian Utara dan bagian selatan itu tanah itu berpasir apabila angin dan gelombang yang kuat menyebabkan rumah di pesisir pantai itu pasir terbawa oleh arus .”terang Anggota DPRD Provinsi Maluku Daerah Pemilihan Kabupaten Maluku Tengah Alhidayat Wajo Partai PDIP dalam konferensi Pers bertempat di Cafe Ujung Jempatan Merah Putih Kota Ambon Senin,3 Februari 2025b
Wajo menjelaskan kejadian bencana di Pulau Seram itu berulang -ulang dan bukan saja di Tahun 2023 akan tetapi di tanggal 2 Februari 2025 kemarin terjadi juga tapi tidak ada penangan dari pemerintah kabupaten maupun Pemprov Maluku.”tandasnya
Sebagai anggota DPRD Provinsi Maluku dari daerah Kabupaten Maluku Tengah Wajo meminta kepada Pemerintqh Daerah Kabupaten Maluku Tengah khususnya Badan Bencana Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten dan dinas teknik yang lain bahkan BPBD Provinsi Maluku serta dinas teknik yang lain juga agar dapat secepat mungkin tanggap darurat bencana di pesisir pantai daerah Seram Utara dan Selatan Pulau seram karena struktur tanahnya berpasir .
Wajo mengaku bahwa setelah dirinya berkoordinasi dengan beberapa Dinas baik PU dan BPBD Kabupaten ternyata administrasi pelaporan yang disampaikan dari Tahun 2023 sampai hari ini tidak di temukan .
“Karena hasil koordinasi saya tadi dengan beberapa Dinas baik dinas PU, BPBD Kabupaten ternyata administrasi pelaporan yang di sampaikan dari tahun 2023 itu sampai dengan hari ini tidak di temukan.”akuinya
Olehnya itu,Wajo meminta agar Pemda lebih fokus dari pada penangan-penangan darurat bencana juga lebih fokus pada penyelesaian pasca bencana.Karena memang sudah dari tahun 2023 sampai saat ini itu belum terealisasi .”pintahnya
Kami berharap agar pemerintah Kabupaten dan Provinsi lebih fokus .”harapan singkat Wajo
Disinggung berapa kerusakan yang terjadi saat itu,menurut Wajo kerusakan yang di tahun 2023 tanggul penahan air laut, ,kemudian rumah warga yang sampai hari ini belum.dikerjakan .
Ia berharap lagi agar beberapa desa di pesisir pantai di pulau seram kemudian selatan itu potensi terjadinya abrasi pantai itu menjadi perhatian khusus buat pemerintah Provinsi maupun Kabupaten.”
Wajo sebut bahwa kalau di negeri kobi itu kurang lebih sekitar 14 yang mengungsi di tahun 2023 dan untuk 2024 -2025 kemarin.dirinya belum mendapat informasi berapa jumlah rumah yang berdampak rusak ” Saya belum mendapat informasi berapa jumlah rumah yang berdampak
“Begitupun di negeri pasahari di tahun 2023 itu ada sekitar 5 dan satu masjid kemudian di daerah pesisir pantai wahatain mengalami hal yang sama ,disebabkan oleh abresi pantai dan tidak adanya tanggul penahan .”tanggul penahan ada tapi sudah terbawa arus sehingga Pemprov dan kabupaten harus lebih fokus lagi
Karena untuk mengamankan pesisir pantai.
Karena jumlah warga berdekatan langsung dengan tepi pantai sehingga penangan lebih cepat lagi .”tambah Wajo
Menurut Wajo Warga yang terkena dampak untuk sementara masih tinggal di tempat kalau di 2023 itu pengungsi ada kurang lebih sekitar 500 selama tiga hari baik di pasahari kobi sama beberapa desa di kobisonta. Kalau di kobisonta tidak dan pasahari dan kobi sempat mengungsi .
“Bahkan memang curah hujan tinggi angin juga kuat dan ombak juga besar
Mudah-mudahan ombak jangan terlalu besar .Dengan kejadian seperti itu sudah dua kali beturut -turut tidak adanya penangan dari Pemda dan Pemprov sehingga di tahun 2025 wajib di tangani
Hal ini mengantisipasi jangan sampai nanti pada musim hujan tinggi menyebabkan hal yang sama lagi .
Intinya kami berharap Pemda Kabupaten maupun Provinsi agar penanganannya secara cepat karena menurut kami sangat lambat dari 2023 sampai saat ini tidak ada penangan sama sekali .Sehingga kejadian 2025 ini juga harus lebih cepat.”harap Wajo tutup (MB-01)