Dugaan Praktik Mutilasi Hukum di Polres SBB: Kasus Pembakaran Alat Berat PT SIM Masih Misterius

oleh -44 Dilihat

Piru, Malukubarunews.com – Kasus pembakaran dua unit alat berat milik PT. Sumber Insani Mineral (SIM) di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, hingga kini belum menunjukkan perkembangan berarti. Peristiwa yang terjadi beberapa bulan lalu itu, kini memicu kecurigaan masyarakat bahwa ada praktik ketidakadilan hukum yang berlangsung di tubuh Polres SBB.

Perlu diketahui, sebelum peristiwa kebakaran terjadi, telah terjadi perselisihan antara warga pemilik lahan dengan pihak perusahaan terkait dengan status penguasaan lahan. Konflik tersebut sempat memuncak dalam bentuk aksi unjuk rasa yang menuntut agar PT SIM segera menghentikan aktivitasnya di lahan yang diklaim milik warga.

Beberapa hari pasca demonstrasi, dua alat berat milik perusahaan terbakar di area operasional. Kasus ini kini masih dalam penanganan Polres SBB, namun hingga Minggu (24/8/2025), belum ada penetapan tersangka maupun kejelasan hasil penyelidikan.

Seorang warga Piru yang enggan disebutkan namanya mengaku heran dengan proses penyidikan yang tak kunjung membuahkan hasil. Ia menilai banyak kejanggalan yang seharusnya bisa menjadi petunjuk kuat bagi kepolisian.

“Lokasi alat berat itu dijaga ketat setiap hari. Kenapa bisa terbakar? Bahkan dua sekuriti sedang berjaga malam itu, tapi mereka bilang lupa bawa senter. Ini alasan yang sangat tidak masuk akal,” kata sumber tersebut kepada Malukubarunews.com.

Ia menegaskan bahwa berdasarkan keterangan dari sekuriti yang menyatakan bahwa mereka melihat cahaya dari kejauhan dan baru sadar bahwa itu kobaran api dari ekskavator yang terbakar, patut diduga ada unsur kelalaian atau bahkan rekayasa.

“Ini seakan ada sandiwara yang dimainkan. Apa mungkin pembakaran itu justru diketahui oleh orang dalam? Sekuriti tidak bawa senter tapi baru sadar saat api sudah besar. Logikanya di mana?” tegas sumber.

Lebih lanjut, ia mengkritik sikap Polres SBB yang dinilai pasif dalam menggali fakta-fakta penting. Menurutnya, dari serangkaian kejanggalan yang ada, semestinya aparat penegak hukum sudah bisa menyimpulkan siapa dalang pembakaran tersebut.

“Jangan-jangan polisi sebenarnya sudah tahu siapa pelakunya, tapi sengaja tidak buka. Kalau begini, bisa-bisa benar ada praktik ‘cangkok’ atau mutilasi hukum di dalam Polres SBB,” ujarnya dengan nada keras.

Kritik serupa juga datang dari aktivis muda Seram Bagian Barat, Mosez, yang mendesak agar Polres bertindak serius dan transparan.

“Saya meminta agar kasus ini ditangani dengan sungguh-sungguh. Masyarakat Saka Mese Nusa menanti kejelasan dan keadilan. Jangan sampai hukum hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas,” kata Mosez melalui sambungan telepon.

Ia juga menambahkan bahwa penundaan pengungkapan kasus ini telah memicu kecurigaan luas dari masyarakat, yang menilai bahwa aparat penegak hukum tidak netral dalam menangani konflik antara warga dan perusahaan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Polres SBB belum memberikan keterangan resmi terkait perkembangan penyidikan kasus pembakaran dua alat berat milik PT SIM tersebut.(MB-Moses)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.