Bursel .MalukuBaruNews.com — Seorang pria berinisial TT (40), warga Desa Lena, Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan, ditemukan tewas mengenaskan setelah diduga kuat menjadi korban serangan buaya di Sungai Poli. Korban sebelumnya dilaporkan hilang sejak Sabtu malam (20/7/2025) saat pergi mencari ikan.
Korban diketahui terakhir meninggalkan rumah pada pukul 20.00 WIT dengan membawa dua buah panah ikan, sebuah senter kepala, dan sebilah parang. Ia sempat berpamitan kepada istrinya bahwa ia akan memancing di sekitar Sungai Poli yang terletak tidak jauh dari permukiman warga.
“Hingga pukul 08.00 WIT keesokan paginya, suami saya belum juga kembali. Karena khawatir, saya mengabari keluarga dan pemerintah desa,” ujar istri korban dengan suara terguncang.
Pihak pemerintah Desa Lena kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Waesama sekitar pukul 10.00 WIT. Menanggapi laporan tersebut, Kapolsek Waesama IPDA Novi Abraham Waelauruw langsung memimpin pencarian bersama personel kepolisian dan warga setempat.
“Begitu laporan diterima, kami segera turun ke lokasi dan memulai penyisiran sepanjang aliran Sungai Poli. Pencarian berlangsung selama beberapa jam,” kata Kapolsek Waesama, IPDA Novi Abraham Waelauruw.
Upaya gabungan tersebut akhirnya membuahkan hasil pada pukul 12.30 WIT, Minggu (20/7/2025). Korban ditemukan masih dalam cengkeraman buaya. Dalam kondisi genting itu, buaya tersebut akhirnya melepaskan korban, yang kemudian segera dievakuasi oleh aparat kepolisian dan warga.
“Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dengan luka gigitan pada paha kiri, rusuk kiri, dan luka cakar pada bagian dada,” jelas IPDA Novi Abraham Waelauruw.
Jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka dan diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Kejadian tragis ini mengguncang warga setempat dan memicu kekhawatiran terkait keamanan di sekitar sungai yang diketahui menjadi habitat buaya liar.
Kapolres Buru Selatan, AKBP Andi P. Lorena, melalui Kapolsek Waesama menyampaikan rasa duka mendalam kepada keluarga korban. Ia juga menegaskan pentingnya kewaspadaan warga terhadap potensi konflik antara manusia dan satwa liar.
“Kami imbau masyarakat untuk lebih berhati-hati, khususnya saat beraktivitas di sekitar sungai yang rawan menjadi tempat buaya berkembang biak,” kata Kapolsek IPDA Novi Abraham Waelauruw.
Pihak kepolisian berjanji akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk pemerintah daerah dan BKSDA, untuk meningkatkan edukasi dan mitigasi risiko konflik satwa di wilayah rawan seperti Sungai Poli.(MB-01)