Logo Sidang ke-39 Sinode GPM: Perpaduan Simbol Iman, Kearifan Lokal, dan Harapan Menuju Satu Abad Gereja

oleh -92 Dilihat

Ambon, Malukubarunews.com — Panitia Penyelenggara Sidang ke-39 Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) resmi meluncurkan logo resmi Sidang Sinode 2025, yang sarat dengan makna teologis, simbolisme lokal, dan visi gereja menuju satu abad pelayanannya.

Peluncuran logo tersebut diumumkan secara resmi oleh Ronald Lekransy, Ketua Seksi Hubungan Masyarakat dan Dokumentasi Panitia, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi di Ambon, Kamis (2/10/2025).

“Logo ini tidak hanya sebagai identitas visual sidang, tetapi merupakan wujud refleksi teologis, historis, dan budaya atas perjalanan GPM yang telah berlangsung sejak 1935,” kata Ronald Lekransy.

Ia menjelaskan, Salib yang menjadi elemen sentral logo, merupakan simbol universal dalam iman Kristen, yang mewakili penderitaan, pengorbanan, dan penebusan Yesus Kristus bagi umat manusia.

“Salib menjadi tanda utama gereja untuk terus mengikut dan memberitakan Kristus di tengah-tengah dunia. Itulah dasar kekuatan gereja dalam tugasnya bersekutu, bersaksi, dan melayani,” lanjut Ronald.

Logo juga menampilkan tiga tetes air yang mengalir ke dalam tempayan, yang merepresentasikan anugerah Allah Tritunggal, yang terus menghidupi dan menyegarkan gereja sepanjang masa.

“Air yang menetes ke tempayan menggambarkan limpahan kasih karunia dari Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Gereja adalah tempayan yang menerima, menyimpan, dan membagikan kasih itu,” ujarnya.

Ronald juga menyinggung simbol Tempayan yang diadaptasi dari ikon lokal Tampayang Sirimau, menggambarkan gereja sebagai wadah kehidupan rohani umat, yang berakar kuat dalam konteks Maluku.

“Warna hijau lumut dengan guratan akar-akar kecil menunjukkan bahwa GPM tumbuh dari sejarah panjang umat di tanah ini, dengan akar yang dalam dalam tradisi, budaya, dan iman,” jelasnya.

Elemen lain yang mencolok adalah Gerbang Emas, terinspirasi dari ikon Pintu Kota Ambon, yang menandai dekade terakhir menuju satu abad perjalanan GPM. Gerbang itu melambangkan masa depan yang akan dijalani bersama oleh generasi emas GPM.

“Perjalanan menuju satu abad harus ditempuh dengan tekad dan visi yang jelas. Gerbang emas adalah lambang harapan dan komitmen GPM menuju peran lebih besar bagi bangsa dan umat manusia,” terang Ronald.

Pada bagian bawah logo, terdapat jalan dengan tiga puluh empat garis lurus, yang menggambarkan 34 Klasis GPM sebagai satu kesatuan yang bergerak bersama menuju satu tujuan pelayanan bersama.

“Garis-garis itu menunjukkan bahwa GPM bukan sekadar institusi, tetapi adalah komunitas iman yang berjalan bersama, berjejaring, dan saling menopang,” tambahnya.

Warna merah yang digunakan pada jalur perjalanan melambangkan keberanian, semangat, dan kuasa Roh Kudus yang menuntun gereja melewati berbagai tantangan zaman.

Ronald Lekransy menegaskan bahwa logo ini adalah undangan bagi seluruh warga GPM untuk membaca kembali jati diri gereja dalam konteks zaman yang terus berubah. Ia menyebut bahwa kehadiran simbol-simbol lokal bukan hanya ornamen visual, tetapi penegasan bahwa GPM hadir dari, oleh, dan untuk masyarakat Maluku.

“Logo ini adalah narasi iman visual. Ia mengingatkan kita pada akar dan arah, pada warisan dan harapan. Dari sini kita diajak melangkah bersama, menuju abad baru GPM yang lebih kontekstual, kuat, dan berdampak,” tutup Ronald.(MB-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.