Mahasiswa dan Propam Polda Maluku Bersihkan Sampah Usai Demo: Simbol Solidaritas Sosial di Tengah Perbedaan

oleh -153 Dilihat

Ambon, Malukubarunews.com – Suasana tegang yang sempat mewarnai aksi demonstrasi organisasi kepemudaan (OKP) Cipayung di depan Gerbang Polda Maluku, Senin (1/9), berubah menjadi momen kebersamaan yang membangun. Usai menyuarakan aspirasi mereka, para mahasiswa bersama personil Propam Polda Maluku turun langsung ke jalan, bergotong-royong membersihkan sampah bekas aksi.

Aksi demonstrasi yang digelar berlangsung damai, namun seperti banyak aksi lainnya, meninggalkan jejak berupa sampah plastik, botol air mineral, dan atribut aksi lainnya. Namun, alih-alih meninggalkan lokasi begitu saja, sejumlah mahasiswa bersama aparat kepolisian justru mengambil inisiatif untuk membersihkan area sekitar.

“Kami merasa penting untuk memberikan contoh nyata kepada masyarakat, bahwa meskipun ada perbedaan pandangan, kita tetap memiliki tanggung jawab bersama untuk menjaga kebersihan dan ketertiban di lingkungan sekitar,” ujar salah satu mahasiswa peserta aksi yang enggan disebutkan namanya.

Kegiatan pembersihan ini melibatkan gabungan dari mahasiswa pengunjuk rasa dan personil Propam Polda Maluku. Kebersamaan ini dipimpin langsung oleh Kabid Propam Polda Maluku, Kombes Pol Indera Gunawan, yang turut hadir dan memberikan arahan di lapangan.

“Ini adalah bentuk nyata dari solidaritas sosial. Kami di Polda Maluku berkomitmen tidak hanya menjaga ketertiban, tetapi juga turut berperan dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan. Tindakan seperti ini bisa menjadi contoh baik bagi kita semua,” kata Kabid Propam, Indera Gunawan.

Aksi solidaritas ini terjadi tepat setelah unjuk rasa berakhir pada Senin siang, di depan Gerbang Polda Maluku, Jalan Rijali, Kota Ambon. Lokasi yang sebelumnya penuh dengan keramaian dan atribut aksi, dalam waktu singkat kembali bersih berkat kerja sama dua pihak yang sebelumnya berada di sisi berbeda dalam konteks demonstrasi.

Di tengah banyaknya narasi konflik antara mahasiswa dan aparat dalam setiap aksi unjuk rasa di Indonesia, momen ini memberikan perspektif baru. Bahwa perbedaan pendapat tidak harus berujung pada perpecahan, dan bisa dikelola melalui tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian terhadap ruang publik dan lingkungan.

“Melihat mahasiswa dan aparat saling bekerja sama membersihkan sampah pasca aksi demo, saya merasa bangga. Ini membuktikan bahwa kita bisa berbeda pendapat, tapi tetap memiliki tanggung jawab sosial untuk menjaga kebersihan,” ujar Siti Aminah, warga sekitar yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut.

Proses pembersihan berlangsung sekitar satu jam. Mahasiswa dan aparat terlihat saling bergantian mengumpulkan sampah, mengangkat kantong-kantong plastik, dan membersihkan sisa-sisa atribut demonstrasi. Tidak ada pembagian tugas resmi—semua bekerja spontan berdasarkan kesadaran dan rasa tanggung jawab kolektif.

“Aksi ini mengingatkan kita bahwa menjaga kebersihan bukan hanya tanggung jawab petugas kebersihan, tetapi merupakan tanggung jawab bersama,” kata Bripka Coenrad Istia, personil Propam yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.

Aksi kolaboratif ini tidak hanya memberikan dampak langsung berupa lingkungan yang kembali bersih, tetapi juga membentuk citra positif terhadap institusi kepolisian dan mahasiswa. Kolaborasi semacam ini membuka ruang dialog yang lebih sehat dan mendorong praktik-praktik sosial yang membangun.

Dengan latar belakang situasi nasional yang kerap memanas antara mahasiswa dan aparat, peristiwa ini menjadi narasi yang layak diapresiasi. Menjaga ruang publik bukan hanya tugas pemerintah atau petugas kebersihan, tapi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat.(MB-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.