Ambon.malukubarunews.com – Dalam rangka memeriahkan dan menyemarakkan Hari Bhayangkara ke-78, Mabes Polri menyelenggarakan pagelaran wayang kulit bersama dengan TNI Sabtu Pagi (06/07/2024), pagelaran wayang kulit tersebut dihadiri oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, M.Si dan Panglima TNI Jenderal TNI agus Subiyanto, S.E., M.Si.
Sementara itu Kepolisian Resor Kota Ambon juga menggelar acara nonton bareng pagelaran wayang kulit via zoom di lobby Polresta Ambon. Kegiatan ini dihadiri oleh Kapolresta Ambon Kombes Pol Driyano Andri Ibrahim, S.H., S.I.K, dan Wakapolresta Ambon AKBP Nur Rahman, S.I.K., M.M., serta para pejabat utama (PJU) Polresta Ambon, para Kapolsek jajaran Polresta Ambon, dan para perwira Polresta Ambon. Selain personil Polresta Ambon, acara ini juga dihadiri oleh Asisten 3 Kota Ambon, Dandim 1504 Ambon, dan Kajari Ambon.
Kapolresta Ambon melalui Kasi Humas Polresta Ambon Ipda Janet S Luhukay menjelaskan bahwa pertunjukan wayang kulit ini tidak hanya untuk merayakan HUT Bhayangkara, tetapi juga sebagai upaya Polri dalam melestarikan seni dan budaya.
Pertunjukan wayang kulit tersebut dengan lakon “Tumurune Wiji Sejati” dengan Dalang Ki Hj Dr Yanto, Ki Mpp Bayu Aji Pamungkas, Ki Sri Guncoro dan Ki Harso Widi Santoso.
“Wayang Tumurune Wiji Sejati adalah bentuk seni pertunjukan wayang kulit yang menggabungkan elemen-elemen tradisional dan kontemporer untuk menceritakan kisah-kisah moral dan spiritual”, kata kasi Humas.
“Dalam Pertunjukan disampaikan pesan-pesan yang relevan dengan kehidupan modern sambil tetap menghormati tradisi, Wayang Tumurune Wiji Sejati, yang berarti “Turunan dari Benih Sejati” yang mengangkat tema-tema yang berhubungan dengan perjalanan spiritual dan pencarian jati diri”, ungkap Ipda Janet.
Ipda Janet juga menyampaikan dalam pertunjukan tersebut, cerita-cerita dari epik klasik seperti Mahabharata dan Ramayana diadaptasi untuk mencerminkan tantangan dan dilema yang dihadapi oleh masyarakat saat ini. Hal ini membuat pertunjukan wayang kulit ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik. Salah satu ciri khas dari Wayang Tumurune Wiji Sejati adalah penggunaan tokoh-tokoh wayang yang didesain ulang dengan tampilan yang lebih modern dan dinamis, tanpa meninggalkan esensi dari karakter tradisionalnya. Dalang, atau pencerita utama, memanfaatkan teknologi suara dan pencahayaan untuk menciptakan atmosfer yang lebih dramatis dan imersif.
“Mari kita mencintai budaya-budaya daerah yang ada di Indonesia ini, sebagai pemersatu Bangsa dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika”, ajak Kasi Humas.(*)