Iksamuni Desak Mitigasi Bencana di Amalatu SBB Setelah Gempa Beruntun

oleh -11 Dilihat

Ambon, Malukubarunews.com —
Pengurus Besar Ikatan Persaudaraan Muslim Nusa Ina (PB Iksamuni) menyampaikan keprihatinan mendalam atas lambannya respons pemerintah terhadap rentetan gempa bumi yang terus mengguncang wilayah Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

Ketua PB Iksamuni Irwan Patty, mendesak Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemkab SBB untuk segera mengambil langkah konkret dalam upaya mitigasi bencana.

“Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemkab SBB diminta segera bertindak nyata,” kata Ketua PB Iksamuni, Irwan Patty, dalam keterangan persnya, Sabtu, 5 Juli 2025.

Sejak awal Juni 2025, wilayah Amalatu dan sekitarnya dilanda gempa berulang dengan kekuatan ringan hingga sedang. Menurut data BMKG, aktivitas seismik tersebut kini semakin mendekati wilayah pemukiman, memicu kekhawatiran warga akan potensi gempa yang lebih besar.

“Sudah beberapa kali terjadi gempa di wilayah tersebut, di mana radiusnya semakin mendekat ke wilayah pemukiman penduduk,” terang Irwan Patty.

Menanggapi kondisi ini, PB Iksamuni mengajukan tiga tuntutan utama: penyediaan tempat pengungsian yang layak, pemenuhan kebutuhan hidup pokok warga terdampak, dan penetapan Amalatu sebagai kawasan rawan gempa yang harus ditangani serius.

“Segera dipastikan tempat pengungsian yang layak dan cepat tiba,” pungkas Irwan Patty.

Ia menambahkan, fasilitas dasar seperti tenda evakuasi, sanitasi darurat, dan pasokan listrik harus segera disiapkan. Warga disebut tidak lagi bisa mengandalkan hasil laut maupun darat untuk bertahan hidup selama masa krisis ini.

“Pastikan kebutuhan hidup masyarakat karena mereka tidak dapat mencari di laut maupun di darat,” ujar Irwan Patty.

“Imbauan ini menyangkut pasokan air bersih, makanan instan, dan obat-obatan, selama fase gempa berlangsung.”

Lebih lanjut, PB Iksamuni meminta pemerintah menetapkan Amalatu sebagai wilayah rawan gempa agar menjadi prioritas penanganan, baik di tingkat daerah maupun nasional.

“Perlu segera dimasukkan dalam daftar rawan gempa untuk menjadi bahan penanganan lebih lanjut, baik untuk pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” tegas Irwan Patty.

Ia mengingatkan bahwa mitigasi bukan hanya reaksi terhadap bencana, tetapi langkah pencegahan yang menyelamatkan banyak nyawa jika dilakukan secara terstruktur dan cepat.

“Tindakan preventif adalah kunci, bukan menunggu bencana terjadi,” pungkas Irwan Patty.

Saat ini, warga Amalatu berharap pada kesigapan pemerintah dalam menyediakan jaminan keselamatan, ketimbang menunggu hingga bencana besar benar-benar terjadi. PB Iksamuni berjanji akan terus memantau dan menyuarakan aspirasi masyarakat terkait penanganan bencana di kawasan tersebut.(MB-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.