Gubernur Maluku Apresiasi GPM Jelang Sidang Sinode Ke-39 Menuju Satu Abad Pelayanan

oleh -61 Dilihat

Ambon, MalukuBaruNews.com – Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, SH., LL.M., menyampaikan penghargaan dan apresiasi mendalam kepada Gereja Protestan Maluku (GPM) atas kontribusinya dalam membentuk wajah sejarah, budaya, dan pembangunan daerah. Hal ini disampaikannya menjelang pelaksanaan Sidang Ke-39 Sinode GPM Tahun 2025, yang mengangkat tema: “Anugerah Allah Melengkapi dan Meneguhkan Gereja Menuju Satu Abad GPM” (1 Petrus 5:10).

Dalam keterangannya pada Selasa (14/10), Gubernur menekankan bahwa keberadaan GPM selama hampir satu abad tidak hanya berperan dalam aspek kerohanian, tetapi juga telah bertransformasi menjadi elemen perekat sosial di tengah kemajemukan masyarakat Maluku.

“Dalam usianya yang hampir satu abad, GPM telah membuktikan diri sebagai bagian integral dari sejarah, budaya, dan pembangunan Maluku. Gereja ini tidak hanya membawa terang Injil, tetapi juga menghadirkan kasih persaudaraan sebagai perekat kehidupan sosial di tengah kemajemukan,” kata Gubernur Hendrik Lewerissa.

Ia menilai bahwa tema sidang sinode kali ini menjadi refleksi spiritual sekaligus panggilan iman untuk memperkuat pelayanan gereja di tengah tantangan zaman. Menurutnya, Sidang Sinode bukan sekadar rutinitas kelembagaan, melainkan forum strategis untuk menilai dan merumuskan arah baru pelayanan GPM.

“Sidang Sinode adalah momentum evaluasi, refleksi, dan proyeksi. Saya percaya GPM akan semakin dimampukan meneguhkan jati dirinya sebagai gereja yang missioner, terbuka, dan kontekstual,” ujarnya.

Gubernur Hendrik juga menyoroti pentingnya sinergi antara GPM dan pemerintah dalam membangun kesejahteraan masyarakat. Ia menggarisbawahi bahwa kendati memiliki panggilan yang berbeda, gereja dan pemerintah memiliki tujuan yang sejalan.

“Gereja dan pemerintah memiliki panggilan berbeda, namun tujuan yang sama: menghadirkan kesejahteraan, keadilan, dan kehidupan yang bermartabat bagi seluruh rakyat,” tegasnya.

Ia mengakui bahwa peran GPM dalam bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, hingga advokasi keadilan dan perdamaian merupakan bentuk nyata kehadiran gereja di tengah masyarakat.

“Gereja bukan hanya berbicara tentang hal-hal rohani, tetapi juga terpanggil menghadirkan damai sejahtera Allah dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, serta advokasi keadilan dan perdamaian,” kata Hendrik.

Lebih jauh, Gubernur juga mengingatkan bahwa perjalanan menuju satu abad GPM harus menjadi kesempatan untuk memperdalam kesaksian dan memperkuat nilai-nilai kerukunan yang telah diwariskan secara turun-temurun.

“Anugerah Allah yang melengkapi dan meneguhkan harus menjadi dasar membangun gereja yang kuat dalam iman, kokoh dalam persatuan, dan berdaya dalam kesaksian,” ucapnya.

Dalam konteks ke-Maluku-an, ia menekankan pentingnya menjaga semangat pela gandong dan nilai hidop orang basudara sebagai modal sosial utama dalam menciptakan ketahanan masyarakat multikultural.

“Maluku adalah rumah bersama yang dianugerahkan Tuhan bagi kita semua. Mari terus menjaga harmoni sosial agar Maluku tetap menjadi laboratorium perdamaian bagi Indonesia dan dunia,” tutur Gubernur.

Menutup pesannya, Hendrik menyampaikan harapan agar seluruh rangkaian Sidang Sinode Ke-39 GPM berlangsung dalam semangat kasih, keteduhan rohani, dan menghasilkan keputusan-keputusan yang membawa gereja makin relevan dan berdampak.

“Kiranya seluruh rangkaian persidangan berlangsung dalam tuntunan Roh Kudus, menghasilkan keputusan yang arif, visioner, dan relevan dengan kebutuhan pelayanan serta kehidupan masyarakat,” pungkasnya.(MB-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.