Pemkot Ambon Pastikan Rabu ,Rumah Hunuth Dibangun Kembali, Rekonsiliasi Melalui Pela Gandong

oleh -4 Dilihat

Ambon, Malukubarunews.com – Pemerintah Kota Ambon menyatakan kesiapannya membangun kembali seluruh infrastruktur warga yang rusak akibat konflik di Negeri Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon. Komitmen itu disampaikan langsung oleh Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, usai mendengarkan aspirasi rakyat dalam demonstrasi damai yang digelar mahasiswa dari kelompok OKP Cipayung dan KNPI, Senin (1/9/2025).

Wattimena mengapresiasi semangat demokrasi yang tertib dan damai yang ditunjukkan para mahasiswa dalam menyampaikan tuntutan terkait penanganan pascakonflik Hunuth-Hitu.

“Kita mengucapkan terima kasih banyak kepada adik-adik mahasiswa pimpinan OKP Cipayung place KNPI dan semua yang tadi dalam demo untuk menyuarakan apa yang menjadi tuntutan mereka. Terima kasih juga kepada TNI dan Polri karena demonstrasi di Kota Ambon ini bisa berjalan dengan aman dan damai. Itu kebanggaan kita semua bahwa aspirasi disampaikan sebagai wujud daripada kita berdemokrasi, tetapi disampaikan dalam kondisi yang aman, tertib, dan damai,” ungkap Walikota Ambon, Bodewin Wattimena.

Konflik yang melibatkan warga Hunuth dan Hitu beberapa waktu lalu telah menyebabkan belasan rumah, kios, dan fasilitas umum hangus terbakar. Menyikapi hal itu, pemerintah kota telah menyusun langkah konkret untuk membangun kembali seluruh rumah warga terdampak.

“Soal tuntutan teman-teman mahasiswa terkait dengan dampak dari konflik Hitu dan Hunuth, kita sampaikan berkali-kali bahwa pemerintah segera membangun rumah yang terbakar. Mestinya tadi (Senin) mulai kita bangun, tapi karena ada demo hari ini dan perlu koordinasi dengan Kodim, maka pembangunan ditunda ke hari Rabu. Kami jamin semua dibangun,” tegas Wattimena.

Pemerintah Kota Ambon tidak berjalan sendiri. Kolaborasi lintas lembaga, termasuk Pemerintah Provinsi Maluku dan Kabupaten Maluku Tengah, terus dilakukan untuk menyelesaikan konflik secara menyeluruh dan berkelanjutan.

“Dalam koordinasi antara provinsi, Kota Ambon, dan Maluku Tengah, kita terus berupaya menyelesaikan persoalannya secara baik. Bahkan dalam ide besar kami,  mudah-mudahan masih dikoordinasikan. Kita ingin supaya Hitu dan Hunuth bisa menjadi negeri yang mengikat diri dalam sebuah ikatan Pela. Itu yang kita inginkan,” tutur Wattimena.

Konsep Pela Gandong, sebagai ikatan adat tradisional yang menghubungkan dua negeri atau lebih dalam semangat persaudaraan dan perdamaian, kini digagas sebagai jalan menuju rekonsiliasi permanen antara dua wilayah yang berselisih.

“Pemerintah hanya menggagas, Hitu dan Hunuth yang akan memutuskan. Tapi kita berupaya untuk itu supaya terikat dalam sebuah ikatan Pela Gandong. Tidak hanya sekedar narasi hari ini, tapi harus diaktualisasikan dalam kehidupan bersama. Itu yang kita inginkan,” tambahnya.

Dalam mendukung proses pemulihan, Gubernur Maluku turut berkontribusi melalui bantuan dana sebesar Rp1 miliar yang ditujukan khusus untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascakonflik di Hunuth.

“Kami berterima kasih kepada Bapak Gubernur yang telah membantu Pemerintah Kota sebesar Rp1 miliar untuk  peristiwa Hunuth. Dan kita akan manfaatkan dengan baik untuk memastikan bahwa seluruh rumah, kios, bale desa, dan bengkel yang terbakar akan kita bangun kembali. Saya kira itu ketegasan Pemerintah Kota,” ujar Wattimena.

Dengan dimulainya proses pembangunan pada Rabu mendatang, masyarakat diharapkan dapat segera kembali ke rumah masing-masing dan membangun kembali kehidupan yang lebih damai dan harmonis. Pemerintah Kota juga memastikan pengawasan ketat terhadap penggunaan dana bantuan serta keterlibatan langsung masyarakat dalam proses rekonstruksi.(MB-01)