Ambon.- Malukubarunews.com – Pemerintah Kabupaten Buru terus mendorong pengembangan minyak kayu putih sebagai salah satu komoditas unggulan dan ikon ekonomi daerah. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya strategis membangun kemandirian ekonomi masyarakat berbasis sektor primer, terutama pertanian dan kehutanan.
Bupati Buru, Ikram Umasugi, dalam pernyataannya menegaskan bahwa pengembangan agroindustri minyak kayu putih bukan hanya soal potensi sumber daya alam, tetapi juga menjadi solusi konkrit pengurangan angka kemiskinan di wilayahnya.
“Dengan mayoritas penduduk bekerja di sektor primer, pengembangan minyak kayu putih akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi ketimpangan ekonomi,” jelas Bupati Buru, Ikram Umasugi, di Ambon Selasa (24/6/2025).
Namun demikian, Umasugi mengakui bahwa selama beberapa tahun terakhir terjadi penurunan signifikan luasan hutan minyak kayu putih. Penyebab utamanya adalah kebakaran hutan dan alih fungsi lahan untuk pembangunan pemukiman dan infrastruktur.
“Luas hutan penghasil kayu putih terus menurun. Beberapa karena kebakaran, tapi juga ada alih fungsi untuk perumahan. Ini tentu menjadi tantangan besar yang perlu kita atasi bersama,” jelasnya.
Sebagai bentuk keseriusan, Pemerintah Kabupaten Buru telah melakukan koordinasi langsung dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membahas upaya pemulihan dan pembudidayaan ulang kayu putih secara sistematis.
“Kami sudah bertemu langsung dengan Pak Menteri Kehutanan, dan pembicaraan kami fokus pada program pembudidayaan kembali serta perlindungan kawasan minyak kayu putih,” ungkap Umasugi.
Lebih lanjut, Bupati menyampaikan bahwa Menteri Kehutanan memberikan respon positif dan bahkan telah merencanakan untuk turun langsung ke Kabupaten Buru dalam waktu dekat guna meninjau langsung kondisi lapangan dan potensi kawasan hutan kayu putih.
“Pak Menteri sangat merespon serius. Bahkan beliau menyampaikan akan turun langsung ke Buru. Ini menjadi kabar baik bagi kami dan masyarakat,” ucap Umasugi optimistis.
Pemerintah Kabupaten Buru juga tengah menyiapkan rencana jangka panjang untuk pengelolaan kawasan kayu putih secara berkelanjutan, termasuk dengan melibatkan kelompok tani, koperasi lokal, dan sektor swasta. Diharapkan, ini akan membuka lapangan kerja baru serta memperkuat posisi Buru sebagai pusat produksi minyak kayu putih nasional.
“Kami ingin minyak kayu putih bukan hanya bertahan sebagai simbol, tetapi menjadi kekuatan ekonomi masyarakat Buru. Ini akan kami dorong terus,” tegas Bupati.
Langkah ini juga sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Maluku yang menempatkan komoditas lokal berbasis sumber daya alam sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi daerah.(MB-01)