Ambon, MalukuBaruNews.com – Upaya mempererat hubungan antara Polri dan masyarakat lintas agama kembali ditunjukkan oleh Kapolda Maluku, Irjen Pol. Prof. Dr. Dadang Hartanto, S.H., S.I.K., M.Si. Setelah menyapa jemaat di Gereja Pniel Latuhalat, Kapolda kembali melanjutkan kegiatan “Sapa Jemaat” di Gereja Rehoboth, Jemaat GPM Klasis Kota Ambon, Minggu (7/9/2025).
Didampingi Direktur Lalu Lintas, Direktur Tahanan dan Barang Bukti Polda Maluku, Kapolresta Pulau Ambon dan Pp Lease, serta Kapolsek Nusaniwe, Kapolda disambut hangat oleh Ketua dan Wakil Ketua Majelis Jemaat, Pendeta, Penatua, Diaken, serta ratusan jemaat yang memadati rumah ibadah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi Polri untuk membangun komunikasi yang lebih erat, membina kepercayaan publik, dan memperkuat kolaborasi dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat di Provinsi Maluku.
“Maluku adalah wilayah yang sangat indah, kaya sumber daya alam, dan memiliki masyarakat yang ulet serta disiplin. Namun semua potensi ini hanya bisa berkembang jika ada keamanan dan kedamaian. Tanpa itu, kita sulit maju,” tegas Kapolda Maluku, Dadang Hartanto.
Kapolda menyoroti realitas masih tingginya angka kekerasan di berbagai bentuk, termasuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perkelahian akibat konsumsi minuman keras, tawuran pelajar, hingga konflik antarwarga. Ia mengingatkan bahwa kekerasan adalah musuh pembangunan.
“Kedamaian dan keamanan ibarat tanah yang subur. Bila tanahnya baik, apapun yang kita tanam akan tumbuh dengan baik dan bermanfaat. Namun bila tanahnya rusak karena kekerasan, maka apa pun yang ditanam tidak akan menghasilkan kebaikan,” ujarnya.
Tak hanya menyampaikan himbauan, Kapolda juga memberikan penekanan serius pada peran sentral tokoh agama, orang tua, guru, dan masyarakat dalam membimbing generasi muda Maluku.
“Jika anak-anak tidak mendapat pendidikan dan bimbingan dari orang tua dan sekolah, maka mereka akan mencari di tempat lain, termasuk internet dan media sosial, yang tidak selalu sesuai dengan budaya kita,” jelasnya.
Kapolda juga mengangkat pentingnya merawat nilai-nilai kebinekaan di Maluku. Menurutnya, keberagaman agama, suku, dan budaya harus menjadi fondasi persatuan, bukan pemicu perpecahan.
“Bhineka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan. Ini adalah komitmen kita bahwa keberagaman adalah kekayaan yang harus dijaga bersama. Jangan biarkan ada pihak-pihak yang ingin memecah belah kita,” kata Kapolda dengan tegas.
Ia pun menutup arahannya dengan mengajak jemaat untuk memulai perubahan dari diri sendiri dan lingkungan sekitar.
“Kalau kita semua berkomitmen untuk mengurangi kekerasan, menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, serta terus berbuat baik, maka Maluku akan semakin damai dan maju. Maluku, tarus biking bae. Basudara, tarus biking bae,” tandas Kapolda disambut tepuk tangan jemaat.
Kegiatan “Sapa Jemaat” ini menjadi bentuk nyata komitmen Polri dalam menjalin kemitraan strategis dengan komunitas keagamaan untuk menciptakan ruang sosial yang aman, damai, dan toleran.(MB-01)