Piru.malukubarunews.com – Bicara Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Provinsi Maluku, maka yang telintas dalam pikiran masayarakat SBB adalah MASALAH.
Bagaimana tidak, Kabupaten yang bertajuk Saka Mese Nusa ini marak dengan berbagai masalah yang sebagian diantaranya, tidak terselesaikan hingga kini. Apalagi masalah tersebut ada terselip nama petinggi di daerah ini.
Bahkan jika sudah jelas-jelas ada nama pejabat daerah yang terlibat dalam persoalan tertentu, maka dipastikan para oknum pejabat tersebut sekan Insomnia.
Salah satu pejabat daerah di SBB yang paling “SENG PEDULI” dengan berbagai persoalan di daerah ini adalah Ketua DPRD SBB, Abdul Rayid Lisaholit, yang dinilai oleh sebagian besar masayarakat turut bertanggungjawab terhadap bebrbagai persoalan.
Sebut saja dari persoalan di rumahkannya pegawai honorer Pemkab SBB, persoalan penyerobotan lahan oleh Perusahan Pisang Abaka, hingga yang terbaru, Kabupaten SBB mendapat jatah CPNS tersedikit dari Pemerintah Pusat, tapi Lisaholit hanya diam.
Padahal seharusnya sebagai perwakilan rakyat yang memegang Palu Kekuasaan di DPRD, Lisaholit harus bisa menempatkan diri untuk membela kepentingan rakyat, bukan kepentingan pemerintah maupun pihak-pihak yang dirasa menguntungkan pibadinya sendiri.
Bicara soal Perusahaan Pisang Abaka yang menurut warga pemilik lahan telah dicurangi pihak perusahaan, juga tidak direspon oleh Lisaholit, saat warga meminta ketegasan dari DPRD. Bahkan terkesan Lisaholit malah berpihak kepada Perusahaan ketimbang masayarakat.
Bahkan saat pemilik lahan meminta agar izin operasi perusahan tersebut dicabut, Lisaholit selaku Ketua DPRD dan Pemkab SBB, seakan ogah-ogahan dalam merespon tuntutan ini.
Kekesalan juga datang dari salah satu pegawai honorer K2 yang enggan namanya disebutkan, yang kepada media ini dirinya mengatakan, kalau Rasyid Lisaholit adalah ketua DPRD yang tidak berguna bagi masyarakat Saka Mese Nusa.
Menurut honorer ini, saat banyak anak daerah yang mengabdi sebagai tenaga honorer pada pemerinta daerah setempat dan di rumahkan oleh mantan Bupati SBB, Andri Chandra, sama sekali tidak terlihat niat Lisaholit sebagai Ketua DPRD untuk peduli dengan Nasib mereka.
Bahkan tingkah “LUCU” Lisaholit, adalah memberikan jempol kepada mantan PJ. Bupati Andi Chandra, yang pada kenyataannya kinerja Andi Chandra semasa menjadi Pj. Bupati SBB sangatlah jauh dari harapan, bahkan bisa dibiliang gagal total.
Yang terbaru adalah soal kouta CPNS bagi Kabupaten SBB yang hanya mendapat jatah 10 dan 90 bagi P3K dari Pemerintah Pusat. Dan ini merupakan kuota tersedikit seluruh Indonesia.
Ditengah keluhan masyarakat terhadap hilangnya peluang menjadi CPNC akibat minimnya kuota, Lisaholit malah melempar pernyataan yang menyalahkan Pemerintah Daerah, dengan menyebutkan jika Pemkab SBB apatis.
Padahal seharusnya, dengan begitu banyak anak daerah yang punya gelar sarjana tetapi masih nganggur dan sampai ada yang keluar daerah untuk mencari pekerjaan, harusnya sebagai representasi rakyat, Lisaholit sudah bisa peka terhadap informasi penerimaan CPNS sejak awal, sehingga DPRD dan Pemda bisa sama-sama melihat peluang tersebut.
Dari semua persoalan yang terjadi di SBB, dan tidak berfungsinya Rasyid Lisaholit dalam menjalankan perannya sebagai wakil rakyat, menandakan jika yang bersangkutan tidak perna punya niat bekerja untuk rakyat.(MB-MR)