Ambon.malukubarunews-,com ,Besok hari Senin, 1 Desember 2024 Guru Titipan SMA 15 SBB La Syarif Killa yang saat ini bertugas di Sekolah Menengah Atas Negeri 20 Kabupaten Seram Bagian Barat akan dipanggil oleh kepala Cabang Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Kabupaten SBB La Musa atas dugaan Many Politic mendukung salah satu Pasangan Calon (Paslon) dalam pemilihan Kepala Daerah (.Pilkada) Tahun 2024
La Musa yang dikonfermasi malam ini dua kali pertama dihubungi tidak jelas karena gangguan jaringan dan yang pada kedua kalinya hanya bisa melalui pesan Whapshap saja. pukul 21.49 WIT kamis,28 November 2024.
Menurut La Musa ,dirinya baru tahu setelah adanya pemberitaan media malam ini setelah ada komfermasi .
“Baik Bu Ati mungkin tadi masalah jaringan. Terkait pak Sarif itu saya baru tahu lewat media ini. Untuk mengkonfir hal ini nanti kami akan panggil ybs hari Senin besok🙏
Sementara Kapala Bidang SMA Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Farid Hattala yang di konfermasi media ini pukul 21 .50 menjelaskan, terkait praktik politik uang bukan rananya dirinya untuk menjawab .kalaupun terbukti tupoksi Badan Kepegawaian Daerah dan Bidang Guru dan ketenagaan.
‘ Waalaikumsalam maaf caca.. terkait praktik politik uang bukan ranah bt untuk menjawab.. klopun terbukti, itu menjadi tupoksi dari BKD dan Bidang GTK jika mengenai Guru dan kepsek. Makasi “jelas Farid
Sampai dengan berita ini dimuat,Kepala Sekolah SMAN 2O SBB dan Kabid Guru dan ketenagaan Pendidikan dan Kebudayaan yang dikonfermasi belum juga menjawab.
Sebelumnya diberitakan, bahwa Guru titipan di SMAN 20 Kab.SBB La Syarif, di duga terlibat Praktik Politik dukung Salah Satu Paslon Kepala Daerah bagi -bagi uang ke Masyarakat
La Syarif Killa adalah seorang oknum guru titipan SMAN 15 Seram Bagian Barat (SBB) , yang saat ini bertugas di SMAN 20 SBB Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat ( SBB ) diduga terlibat dalam praktik politik untuk mendukung salah satu pasangan calon (Paslon) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) SBB
Informasi yang didapat media ini, menyebutkan, bahwa La Syarif secara terang-terangan mengarahkan massa dan membagikan sejumlah uang kepada warga di Desa Tomalehu, Kecamatan Amalatu.
“Aksi yang dilakukan La Syarif pada malam sebelum hari pencoblosan itu berlanjut hingga hari pemilihan.
Warga Desa Tomalehu mengaku resah dengan tindakan tersebut, karena dianggap mencederai asas jujur dan adil dalam Pilkada.
“Kami menyaksikan langsung pembagian uang itu. Ini jelas tidak sesuai dengan peran seorang guru sebagai pendidik dan teladan,”ujar salah satu warga yang enggan namanya disebutkan.
Kasus ini menimbulkan keprihatinan masyarakat, terutama terhadap peran oknum guru yang seharusnya menjadi panutan dalam menjaga integritas dan netralitas pada proses demokrasi tersebut. Hingga berita ini diturunkan, pihak SMA Elpaputih belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan keterlibatan salah satu guru mereka dalam kasus politik uang ini.
Masyarakat berharap pihak berwenang dapat bertindak tegas agar praktik serupa tidak mencoreng pelaksanaan demokrasi di Kabupaten Seram Bagian Barat.
“Kami juga minta pihak Bawaslu SBB untuk segera menindak lanjuti praktik money politik dan menindak pihak-pihak yang berada di belakang kasus yang terjadi ini,” lanjut salah satu warga lainnya.(*)