Anggota Komisi III DPRD Maluku Dapil SBB Amirudin Soroti Pembangunan Jalan Raya yang picu Banjir di Dusun Melati 

oleh -85 Dilihat

Ambon .Malukubarunews.com — Anggota Komisi III DPRD Maluku .Amirudin, mengkritik keras pembangunan jalan raya di Dusun Melati yang menurutnya justru memicu banjir besar di lingkungan sekitar, termasuk di area sekitar SMP Muhammadiyah Melati.

Amirudin menilai bahwa kegagalan dalam perencanaan menjadi faktor utama terjadinya bencana yang merugikan warga tersebut.

“Dulu, Dusun Melati tidak pernah mengalami banjir besar. Air hujan bisa dengan mudah meresap ke dalam tanah atau mengalir mengikuti alur alami. Namun, sejak pembangunan jalan raya, banjir menjadi masalah rutin yang mengganggu warga,” ungkap Amirudin dalam pernyataannya pada Selasa (24/6/2025).

Menurut Amirudin, pembangunan jalan raya tersebut dilakukan tanpa memperhatikan sistem drainase yang memadai, yang seharusnya menjadi bagian integral dari proyek infrastruktur. Jalan yang dibangun dengan permukaan aspal yang kedap air justru memaksa air hujan mengalir ke area yang tidak seharusnya. “Tidak ada parit, gorong-gorong, atau lubang resapan yang disediakan untuk mengalirkan air. Hal ini menyebabkan air meluap dan merendam rumah-rumah warga setiap kali hujan deras,” jelasnya.

Banjir yang terjadi, menurut Amirudin, bukan disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, melainkan oleh kegagalan desain infrastruktur yang tidak mengakomodasi faktor lingkungan dan aliran air. “Seharusnya, jalan raya menjadi akses kemajuan, bukan justru menjadi sumber masalah. Terutama, di lingkungan yang seharusnya aman seperti sekolah,” tambah Amirudin, yang juga merupakan anggota dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Tuntutan kepada Pemerintah
Amirudin menegaskan pentingnya bagi pemerintah dan pihak terkait untuk segera melakukan tinjauan ulang terhadap desain jalan tersebut, terutama dalam hal sistem drainase dan resapan air. Ia menyarankan agar dibangun saluran air permanen serta melakukan revitalisasi terhadap sistem resapan alami yang telah hancur akibat pembangunan infrastruktur yang mengabaikan ekosistem setempat.

“Jika ini dibiarkan, maka banjir akan terus menjadi siklus tahunan yang menyusahkan masyarakat. Kami meminta agar perencanaan pembangunan ke depan benar-benar mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan sistem ekosistem lokal,” tegas Amirudin.

Pembangunan yang Berkelanjutan
Bagi Amirudin, pembangunan desa tidak hanya soal membuat jalan, namun juga memastikan bahwa pembangunan tersebut tidak merusak tatanan alam dan kehidupan masyarakat“Ketika air kehilangan jalan pulangnya, masyarakatlah yang akan menanggung beban terberat. Kita tidak ingin pembangunan justru menambah masalah bagi warga yang seharusnya menjadi penerima manfaat,” tambahnya.

Amirudin juga mengingatkan bahwa pembangunan yang berkelanjutan harus mempertimbangkan aspek lingkungan, agar tidak menciptakan kerusakan yang justru memperburuk kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.(MB-01)