Festival Benteng Victoria Dibuka,Gubernur Maluku Tegaskan Budaya sebagai Identitas dan Arah Pembangunan

oleh -14 Dilihat

Ambon. Malukubarunews.com – Festival Benteng Victoria resmi dibuka di Lapangan Merdeka, Kota Ambon, Jumat (17/10/2025), dalam sebuah upacara budaya yang penuh makna. Acara pembukaan ditandai dengan pemukulan tifa oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, Wakil Gubernur Abdullah Vanath, dan Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena.

Festival ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kebudayaan Nasional untuk pertama kalinya sejak berdirinya Kementerian Kebudayaan sebagai entitas terpisah dari Kementerian Pendidikan dan Ristek. Hadir dalam acara ini sejumlah tokoh penting seperti Pangdam XV Pattimura, Sekda Maluku, dan Wakil Wali Kota Ambon.

“Kegiatan festival ini sangat bersejarah karena mendukung perayaan Hari Kebudayaan Nasional yang baru pertama kali dilaksanakan,” kata Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, dalam sambutannya.

Gubernur menilai festival ini bukan hanya bentuk pelestarian, tetapi juga representasi nyata dari pembangunan budaya yang berkelanjutan. Benteng Victoria, menurutnya, tak sekadar situs sejarah, tetapi simbol pusat peradaban dan titik temu berbagai identitas di Ambon.

“Festival ini tidak hanya menjadi tontonan semata, tetapi momen untuk menemukan makna sesungguhnya dari kebudayaan,” ujar Hendrik Lewerissa.

Ia menambahkan, tema “Maju Berbudaya” harus dimaknai sebagai komitmen menjadikan kebudayaan sebagai pedoman hidup dan identitas orang Maluku yang perlu dijaga, dikembangkan, dan diwariskan lintas generasi.

“Maju Berbudaya, mengandung pesan bahwa kebudayaan yang kita miliki sekarang adalah pedoman dan identitas orang Maluku yang harus dijunjung tinggi serta dilestarikan,” tegasnya.

Karakter “Toma” yang menjadi simbol festival tahun ini disebut Gubernur sebagai lambang semangat dan daya tahan masyarakat Maluku dalam membangun daerah kepulauan dengan segala tantangannya.

“Sebagai daerah kepulauan, kita justru kaya akan budaya yang menjadi anugerah bagi seluruh masyarakat Maluku,” tutup Hendrik.

Di tempat yang sama, Wamendagri Bima Arya turut mengapresiasi penyelenggaraan festival ini. Ia menyebut Maluku sebagai wilayah dengan modal utama sejarah dan budaya, yang tak hanya indah secara alamiah, tapi juga kaya nilai-nilai luhur dan karakter masyarakat.

“Tidak ada bangsa yang besar di muka bumi ini tanpa peradaban dan kebudayaan yang kuat. Tidak ada kota atau wilayah yang maju tanpa kebudayaan yang mempersatukan warganya,” ujar Bima Arya.

Bima menegaskan bahwa Ambon dan Maluku tidak sekadar nama geografis, tetapi memiliki karakter budaya yang kuat dan harus dijadikan pondasi pembangunan ke depan.

“Setiap manusia punya nama, tetapi tidak semua manusia punya karakter. Setiap kota punya identitas, tetapi tidak semua kota punya karakter. Saya yakin, Maluku dan Ambon bukan sekadar nama, tetapi tentang karakter dan budaya yang luar biasa,” tegas Bima.

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX, Dody Wiranto, menjelaskan bahwa festival ini bertujuan memperingati Hari Kebudayaan Nasional, mendukung pemanfaatan benteng nasional sebagai ruang budaya, dan memperkuat positioning Ambon sebagai kota kreatif musik dunia versi UNESCO.

“Kegiatan ini berlangsung tanggal 17 hingga 18 Oktober 2025 di Lapangan Merdeka, Ambon,” kata Dody.

Rangkaian festival meliputi: pagelaran budaya oleh 13 paguyuban dan 12 sanggar budaya, pameran kebudayaan oleh 15 pameris nasional, permainan tradisional, bazar UMKM oleh 34 pelaku usaha lokal, serta panggung budaya oleh 10 kelompok komunitas binaan BPK Wilayah XX.

Setelah membuka acara, Gubernur Maluku dan Wamendagri meninjau stand-stand UMKM lokal dan Call Center Darurat 112 di Balai Kota Ambon, menegaskan pentingnya sinergi budaya dan pelayanan publik sebagai satu kesatuan dalam pembangunan masyarakat.(MB-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.