Walikota Ambon Resmikan Gedung Pastori GPM Malam, Dorong Peningkatan Layanan Umat

oleh -8 Dilihat

Ambon, Malukubarunews.com – Pemerintah Kota Ambon kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan infrastruktur keagamaan. Hal ini ditandai dengan peresmian gedung pastori tiga jemaat GPM malam  oleh Walikota Ambon. Bodewin Wattimena  dalam sebuah ibadah syukur yang berlangsung pada kamis,17  Juli 2025 di Halong  dalam sambutannya

Gedung ini merupakan bagian dari fasilitas pelayanan Gereja Protestan Maluku yang dibangun dengan semangat gotong royong jemaat. Pembangunan yang semula diperkirakan memakan waktu tiga tahun, berhasil diselesaikan hanya dalam waktu satu tahun.

“Awalnya panitia menyampaikan bahwa pembangunan ini akan berlangsung selama tiga tahun. Tapi saya bilang, terlalu lama. Kalau bisa, satu tahun saja. Dan hari ini terbukti, dengan semangat bersama, semuanya bisa selesai,” ungkap  Walikota Ambon, Bodewin Wattimena.dalam sambutannya

Peresmian gedung tersebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan pasca-perayaan HUT Kota Ambon ke- 448 yang jatuh pada 7 September 2023. Walikota menyampaikan bahwa pembangunan fasilitas keagamaan seperti pastori bukan hanya soal fisik, tetapi merupakan upaya memperkuat moral dan iman masyarakat.

“Gereja memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan spiritualitas warga. Pemerintah akan terus menopang setiap upaya yang berhubungan dengan peningkatan kualitas iman umat,” ujar Bodewin Wattimena.

Gedung Pastori 3 kini telah siap digunakan oleh pendeta jemaat untuk menjalankan pelayanan secara maksimal kepada umat. Dalam sambutannya, Walikota menekankan bahwa gedung tersebut harus menjadi ruang yang layak, nyaman, dan fungsional—bukan sekadar bangunan monumental.

“Gedung ini tidak boleh menjadi menara gading. Ia harus menjadi rumah yang hidup, tempat pelayanan, tempat mendengar, dan tempat bertemu umat,” kata Bodewin.

Ia juga menyinggung pentingnya sinergi lintas agama dalam membangun Kota Ambon. Pemerintah kota, lanjutnya, tidak akan membedakan rumah ibadah—apakah itu gereja, masjid, pura, atau wihara—selama itu berkaitan dengan penguatan keimanan dan kemanusiaan.

“Jika pemerintah dan lembaga keagamaan berjalan beriringan, maka warga akan tumbuh menjadi umat yang baik dan warga kota yang berintegritas. Ini penting untuk masa depan kota yang kita cintai bersama,” jelas Walikota.

Dalam proses pembangunan, berbagai tantangan dihadapi, termasuk soal pendanaan dan teknis pelaksanaan. Namun semua berhasil diatasi melalui kerja sama antara panitia, jemaat, dan pemerintah kota.

“Kita belajar bahwa kebersamaan adalah kunci. Tanggung jawab, walau berat, bisa diselesaikan jika kita bersatu,” kata Bodewin.

Ia berharap gedung ini menjadi simbol kolaborasi aktif antara gereja dan pemerintah dalam mendukung masyarakat yang berdaya, sehat secara rohani, dan berkomitmen terhadap pembangunan kota.

“Kami percaya, tempat ibadah yang baik akan melahirkan umat yang baik pula. Dan dari umat yang baik akan lahir masyarakat kota yang damai dan maju,” tegas Walikota Ambon.(MB-Aii)