Gubernur Maluku Tanam 100 Ribu Anakan Cabai Serempak, Targetkan Pengendalian Inflasi Pangan

oleh -69 Dilihat

Malteng. MalukuBaruNews.com —
Di bawah langit cerah Dusun Telaga Kodok, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa memimpin langsung penanaman 100 ribu anakan cabai secara serempak, Rabu (13/08/2025). Langkah strategis ini menjadi bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), sekaligus ikhtiar konkret Pemprov Maluku dalam mengatasi tekanan inflasi dari sektor pangan.

Kegiatan yang berlangsung secara hybrid dan terhubung dengan 11 kabupaten/kota di Maluku ini menjadi titik awal kolaborasi lintas sektor yang melibatkan petani, penyuluh, OPD, serta dukungan penuh dari Bank Indonesia.

“Cabai selama ini menjadi salah satu komoditas yang berkontribusi pada inflasi. Dengan menambah luas tanam, kita mendorong produksi dan mengurangi ketergantungan pasokan dari luar,” ujar Gubernur Hendrik Lewerissa dalam sambutannya.

Berdasarkan data per Juli 2025, inflasi Maluku berada pada angka 2,91 persen (year to date), tergolong terkendali. Namun, Gubernur menyoroti bahwa cabai merah dan cabai rawit terus menjadi penyumbang inflasi utama. Gerakan ini menjadi bentuk respon taktis untuk meningkatkan produksi dan memperkuat ketahanan pangan lokal.

“Kita juga mengajak seluruh bupati dan wali kota untuk memperkuat strategi 4K: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif,” tegasnya.

Dalam acara yang juga dihadiri Ketua TP-PKK Maluku, Maya Baby Rampen, serta Kepala Perwakilan BI Provinsi Maluku, Muhamad Latief, pemerintah juga menyerahkan sejumlah bantuan pertanian. Mulai dari perangkat digital farming, ribuan anakan cabai untuk petani, sekolah, dan masyarakat umum.

“Saya memberi apresiasi kepada BI Maluku yang telah aktif membangun pertanian kita. Semoga kolaborasi seperti ini tidak berhenti di sini, tapi terus berkembang,” tambah Hendrik.

Kepala Perwakilan BI Maluku, Muhamad Latief, mengungkapkan bahwa gerakan ini tidak sekadar menanam cabai, tapi juga upaya jangka panjang mengubah mindset pertanian.

“Cabai merah sudah lima kali menjadi penyumbang inflasi, cabai rawit tiga kali. Ini bukti kita rentan karena belum swasembada. Gerakan ini mengajak masyarakat beralih dari konsumen menjadi produsen,” ujar Latief.

Sejak tiga tahun terakhir, BI Maluku telah membina enam kelompok tani berbasis teknologi digital. Hasilnya positif, dengan peningkatan produktivitas, efisiensi biaya, dan peningkatan kepercayaan diri petani dalam menggunakan data dan teknologi.

Kepala Dinas Pertanian Maluku, Ilham Tauda, menyebut kegiatan ini diikuti lebih dari 1.350 peserta dari seluruh kabupaten/kota. Selain itu, bantuan yang disalurkan mencakup 22.000 anakan cabai untuk petani binaan, 5.500 untuk program Gerakan Sekolah Menanam, 5.000 untuk kelompok TP-PKK, serta 38.000 untuk masyarakat umum.

“Kami terus dorong kolaborasi lintas sektor demi memastikan gerakan ini tidak berhenti sebagai seremonial, tapi berkelanjutan,” jelas Ilham.

Usai kegiatan utama, Gubernur dan rombongan meninjau lokasi Smart Farming kelompok tani Telaga Beni dan kebun percontohan jagung milik TP-PKK Maluku. Peninjauan ini menandai keseriusan pemerintah dalam memastikan implementasi program di lapangan berjalan efektif.

Dengan langkah awal ini, Pemerintah Provinsi Maluku menegaskan bahwa ketahanan pangan bukan hanya wacana, tetapi komitmen nyata demi kesejahteraan rakyat di Bumi Raja-Raja.(MB-01)