Piru.malukubarunews.com.- Proses pelayanan kesehatan di RSUD piru semenjak penjabat bupati kabupaten seram bagian barat propinsi Maluku, Andi Candra as adudin, menggantikan di direktur yang lama dengan direktur yang baru, pelayanan kesehatan di Rumah sakit umum itu mulai amburadul hingga berimbas terhadap pasien yang datang untuk melakukan pengobatan, terutama terhadap pasien yang sedang Rawat nginap,
Untuk di ketahui, selama direktur yang baru Geriman Kurniawan SKM, M, KES, pegang kendali sebagai Direktur di RSUD piru, terdapat begitu banyak kendala yang terjadi, mulai dari kesiapan obat obatan, cairan infus, sampai dengan alat kesehatan lainya, tidak pernah di urus oleh Geriman padahal semua bahan itu telah habis terpakai, hingga RSUD piru mengalami kekosongan obat obatan dan alat kesehatan lainya ber bulan bulan lamanya,
selain itu, sebagai direktur, Geriman juga di anggap tidak mampu untuk memperjuangkan hak hak pegawainya, seperti TPP pegawai kesehatan di RSUD piru, dan gaji para pegawai honorer, selain beberapa masalah itu, persoalan yang paling besar ialah, pelayan kesehatan yang tidak maksimal terhadap pasien yang melakukan pengobatan di Rumah sakit,
Hal ini telah di buka kan ke public, Seperti yang pernah di beritakan media ini di edisi Minggu kemaring, setiap pasien yang sedang Rawat ginap di RSUD piru, mereka harus menanggung resiko untuk beli obat di luar Rumah sakit, info itu di dapat berdasarkan informasi dari banyak pihak, dari itulah, media ini mencoba untuk konfirmasi langsung dengan beberapa tenaga medis yang bertugas di RSUD piru, para petugas tersebut lewat isi pesan watsapnya, seluruh kesediaan obat obatan tidak ada lagi di dalam Rumah sakit, termasuk cairan infus, tulis salah satu tenaga medis lewat pesan watsap yang di kirimkan kepada media ini 18 Maret 2024,
Ia juga menjelaskan lewat tulisan nya, dan alat untuk pemeriksaan darah Rutin juga sudah tidak ada di gudang, dari hasil konfirmasi media ini dengan tim medis, pihak media langsung menemui Direktur Rumah sakit di Ruang kerjanya di piru Jumat 22 Maret 2024, Geri saat di tanyakan tentang hak hak pegawainya yang belum di bayarkan oleh Pemda sbb, Geri dalam jawaban nya, regulasi yang baru mengatakan semua SK honorer di masing masing OPD di jadikan satu, jadi kalau mau tau jawabannya silakan tanyakan saja langsung ke masing masing OPD, jawaban Geri sepertinya sangat tidak mendasar, namun biarlah public yang menilainya,
selain itu terkait dengan kesediaan obat obatan, Geri menjelaskan kalau ada utang Rumah sakit sebesar Rp 2 milar yang belum di lunasi, dan itu di jaman mantan direktur yang lama, Geri juga menyebut nama dokter Maikel, namun Geri menambahkan kita tunggu saja hasil audit dari inspektorat karena inspektorat sementara membuat surat pernyataan untuk dokter Maikel Tanda tangan, karena setelah inspektorat selesai audit mungkin sehari dua ke depan obat obat sudah bisa ada, penjelasan Geri kepada media ini, selain Geri menjawab tentang dua persoalan di atas, geri lanjut lagi dengan jawaban berikut,
Saat di tanyakan tentang pasien yang berobat dan pasien tersebut menggunakan BPJS,? sayakan sudah bilang, ucap Geri kepada awak media, kan kita tanyakan dulu, sekarang kita tidak ada obat di Rumah sakit, bapak ibu dong bersedia untuk beli obat di luar ka seng,? kalau bersedia yah silahkan, tetapi kalau memang tidak bersedia, ya itu Resiko, ucap Geri tegas, tetapi ada yang ganjal dengan ucapan Geri, setelah ucapan Resiko di keluarkan oleh Geri, ialangsung menambahkan Resiko Katong cari solusi apakah obat ktong maupinjam dari dinas kesehatan,? ucapan Geri langsung terputus di karenakan awak media mengatakan kalau bapak jawabnya Resiko, sebaiknya Rumah sakit ini di tutup saja daripada jawaban nya seperti begitu, entah apa yang di maksudkan dengan ucapan sang direktur itu,
Geri juga mengatakan untuk sementara ada dua carton obat obatan yang di ambil dari dinas kesehatan, dan Geri sempat menunjukan foto dua carton obat yang ia maksudkan itu dari hempon nya untuk di lihat oleh awak media,
Namun hari ini Rabu 27 Maret 2024, media ini mencoba untuk konfirmasi dengan salah seorang tim medis di RSUD piru, terkait dengan pelayanan kesehatan di RSUD piru tentang ketersediaan obat obatan, namun ia menjawab, sampai dengan saat ini, belum ada obat yang masuk, bahkan pasien juga masih terus beli obat di luar, jelas nya
Dia juga mengatakan ada kesepakatan tertulis di antara pihak Pemda sbb dengan kami tenaga medis di RSUD piru, beberapa hari yang lalu, saat itu kami kan sempat mau tutup Rumah sakit karena tidak ada obat obatan dan TPP, serta gaji pegawai honorer belum di bayar selama 3 bulan, namun kami di panggil ke kantor bupati, beber nya,
Lanjut dia, saat itu Pemda sbb langsung membuat kesepakatan dengan kami, dalam kesepakatan tertulis di antara kami dan pihak Pemda sbb, Pemda menjanjikan sebelum tepat 10 hari menjelang lebaran, semua permintaan dari pihak tenaga medis akan di selesaikan, namun hari ini Rabu 27 Maret 2024 waktu menjelang lebaran sisa 13 hari lagi, dan kami telah bersepakat, apabila tepat waktu Pemda sbb tidak tepati janji mereka, maka kami akan mogok kerja,’ tegasnya (MB.MR)