Bupati Asri Arman Buka Lomba Perahu Manggurebe di Pantai Waeyoho, Angkat Tradisi Pesisir SBB

oleh -11 Dilihat

Huamual,Malukubarunews.com — Sorotan pagi di Pantai Waeyoho, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) menjadi saksi kebangkitan budaya pesisir yang sarat nilai persatuan. Jumat (09/08/2025), Bupati SBB Asri Arman secara resmi membuka Lomba Perahu Manggurebe, sebuah tradisi maritim yang kembali digelar untuk memeriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dengan mengibarkan bendera start, Bupati menandai dimulainya lomba yang telah menjadi identitas budaya masyarakat pesisir di Maluku, khususnya di Kabupaten SBB. Puluhan tim dari berbagai desa turut ambil bagian, memacu perahu tradisional di atas laut biru yang tenang namun penuh semangat juang.

Lomba ini adalah bukti nyata bahwa semangat gotong royong dan persatuan masih kuat di tengah masyarakat SBB. Mari kita terus jaga tradisi ini untuk anak cucu kita,” ungkap. Bupati SBB, Asri Arman.

Lomba Perahu Manggurebe merupakan tradisi tahunan masyarakat pesisir Maluku yang mengadu kecepatan perahu kayu dengan pengayuh tangan. Berakar dari budaya pelaut, kegiatan ini bukan sekadar ajang hiburan, namun juga wujud penghormatan pada kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.

Tradisi ini menyatukan kita dalam semangat yang sama—mengenang perjuangan, merayakan kebersamaan, dan memperkuat identitas budaya kita sebagai masyarakat maritim,” ujar Kepala Dinas Pariwisata SBB, Hasan Latuconsina.

Tahun ini, Lomba Manggurebe diikuti lebih dari 30 tim dari berbagai desa di Huamual dan sekitarnya. Peserta terdiri dari pemuda-pemudi lokal yang telah berlatih berbulan-bulan untuk menampilkan performa terbaik. Masyarakat dari berbagai penjuru SBB pun tumpah ruah di sepanjang garis pantai untuk menyaksikan lomba tersebut.

Menurut panitia penyelenggara, panitia mengedepankan asas fair play dan sportivitas, didukung pengamanan dari aparat TNI-Polri serta relawan kesehatan untuk menjamin kelancaran kegiatan.

Lomba Manggurebe tak hanya menghadirkan kemeriahan, tetapi juga menyimpan makna filosofis tentang kerja sama dan ketangguhan. Dalam setiap kayuhan, terdapat semangat kolektif yang mencerminkan nilai-nilai kebudayaan lokal yang tetap relevan hingga kini.

Perlombaan ini adalah cara kami menyampaikan rasa cinta tanah air melalui cara yang khas dan bermakna. Ini bentuk syukur kami atas kemerdekaan bangsa,” ujar tokoh adat Huamual, La Usman.

Perlombaan ini digelar di perairan Pantai Waeyoho, sebuah lokasi ikonik yang terkenal dengan bentang alamnya yang indah dan strategis untuk kegiatan laut. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan kemerdekaan yang dimulai sejak awal Agustus dan akan berlanjut hingga upacara 17 Agustus mendatang.

Selain memperkuat nilai budaya, ajang ini turut mendongkrak sektor pariwisata lokal. Kehadiran wisatawan domestik dan pengunjung dari luar daerah meningkatkan omzet pedagang kaki lima dan usaha kecil di sekitar lokasi acara.

Kami sangat terbantu dengan acara seperti ini. Pendapatan naik, dan anak-anak bisa mengenal warisan leluhur mereka dari dekat,” kata warga setempat, Nurmina, yang membuka lapak makanan khas Maluku.

Pemerintah Kabupaten SBB berencana menjadikan Lomba Perahu Manggurebe sebagai agenda tahunan berskala lebih luas, melibatkan provinsi bahkan wisatawan mancanegara.

Ke depan, ini akan jadi etalase budaya Maluku di mata nasional dan internasional. Kita punya potensi besar dan tinggal dikelola lebih profesional,” tutup  Asri Arman.(MB+LN)