Anggota DPRD Maluku Dapil Malteng Alhidayat Wajo  menilai Potensi pertambangan di Maluku sangat menjanjikan

oleh -21 Dilihat
Ambon.malukubarunews.com – Anggota DPRD Provinsi Maluku Daerah Pemilihan Kabupaten Maluku Tengah Politis PDI Perjuangan  Alhidayat Wajo, SH menilai  Pertambangan di Maluku sangat menjanjikan . Pemerintah Provinsi  harus menyiapkan regulasi pengelolaan pertambangan dalam skala industerial bagi setiap investor.Ia mendorong Hilirisasi Industeri Pertambangan di Maluku.”,ungkapnya  di Ambon Selasa,3 Juni 2025
Wajo meminta, Hilirisasi pertambangan harus dibangun di Maluku. Pengolahan bahan baku tidak langsung di ekspor keluar daerah  tetapi di kelola menjadi bahan setengah jadi menuju pasar komersil, Nasional maupun Internasional.
“Pemerinrah Daerah Provinsi Maluku harus menyiapkan kebijakan dan skema hilirisasi industeri pertambangan di Maluku,”,pintahnya
Dikatakanya,kebijakan itu harus dipatuhi investor. Bahan mentah atau baku  seperti marmer di Kabupaten  SBB Maluku  di Desa Hulung, Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku,.jangan langsung di kirim keluar daerah akan tetapi harus di kelolah setengah jadi di Maluku.
Lanjut Wajo, jika hilirisasi menjadi agenda paten pembangunan Maluku sektor pertambangan industeri, maka pembangunan dan pemanfaatan lahan tidur di berbagai wilayah pertambangan akan dilakukan secara masif itu di mulai pembangunan pabrik, smellter, gudang  pelabuhan penghubung dan lain-lain.
Menurutnya ,jika hilirisasi industeri dilakukan  maka pastinya berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Tapi kalau bahan mentah dari Maluku di kirim ke Surabaya, maka yang diperdayakan adalah masyarakat di daerah sana.”
Ia menjelaskan juga bahwa Hilirisasi bukan hanya project nasional, tetapi substansi dari program tersebut untuk peningkatan ekonomi daerah .Dan Hilirisasi industi harus diakualkan di daerah agar hal tersebut  tidak hanya menjadi wacana nasional.”jelasnya
Wajo mengaku.Selama ini pekerja yang dilibatkan dalam pengambilan bahan baku pertambangan seperti marmer, mayoritas laki-laki. Namun  bila proses industri dilakukan di lokasi maka perempuan juga punya kesempatan yang sama. Jang ( jangan )  sampai kita jadi penonton di tanah sendiri,” tegasnya tutup (MB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.