Warga Seram Utara Keluhkan Proyek Jalan Rusak, Minta  Evaluasi Balai Jalan Nasional Maluku

oleh -20 Dilihat

Ambon.MalukuBaruNews.com – Masyarakat Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, mengeluhkan kondisi jalan nasional di wilayah mereka yang mengalami kerusakan parah meski baru saja selesai dikerjakan pada tahun 2024. Sorotan publik pun mengarah pada proyek preservasi ruas jalan Saleman – Besi – Wahai – Pasahari yang diduga dikerjakan tidak sesuai standar.

Proyek jalan nasional ini dilaksanakan oleh PT. Aiwondeni Permai sebagai pemenang tender yang ditetapkan oleh Satuan Kerja (Satker) PJN Wilayah II pada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Maluku, dengan nilai kontrak sebesar Rp23.784.439.459, bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2023.

“Saya atas nama  SS yang berasal dari Kecamatan Seram Utara, memperhatikan dan melihat langsung bahwa jalan yang dibangun oleh Pekerjaan Umum dalam posisi banyak lubang dan rusak parah,” ujar S.S saat dihubungi media ini melalui sambungan telepon, Minggu (17/8/2025).

Menurut S, kerusakan jalan tidak hanya terjadi di satu titik, melainkan hampir merata di beberapa segmen utama. Ruas Saleman–Besi yang panjangnya sekitar 51 km, Besi–Wahai 53 km, dan Wahai–Pasahari 22 km, semuanya ditemukan dalam kondisi tidak layak pakai, bahkan membahayakan keselamatan pengguna jalan.

“Bukan hanya saya yang lihat dan rasakan. Banyak warga di Desa Besi dan sekitarnya juga mengeluh. Proyek ini dikerjakan asal-asalan,” tegasnya.

Sejumlah kelompok masyarakat juga telah melaporkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan fisik di lapangan dengan dokumen kontrak yang berlaku. Bahkan, disebutkan ada sebagian ruas yang sama sekali tidak dikerjakan namun tetap diklaim selesai.

Warga setempat pun mendesak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Maluku dan Satker PJN Wilayah II untuk segera memberikan klarifikasi kepada publik. Mereka menuntut transparansi mengenai realisasi fisik proyek dan kejelasan pertanggungjawaban dari pihak pelaksana, yakni PT. Aiwondeni Permai.

“Kami minta kepada Pak Gubernur Maluku dan semua pihak yang berwenang agar meninjau kembali pekerjaan ini. Jangan sampai ada korban kecelakaan akibat jalan rusak ini. Kami tidak ingin bencana datang karena kelalaian,” ujar S dengan nada kecewa.

Pantauan MalukuBaruNews.com di lapangan menunjukkan bahwa sebagian ruas mengalami retak memanjang, lubang besar di permukaan, dan drainase yang tidak berfungsi, menyebabkan genangan air di beberapa titik.

Pihak Dinas PUPR Maluku dan Balai Jalan Nasional Maluku hingga berita ini diturunkan belum memberikan tanggapan resmi. Namun warga berharap agar lembaga audit seperti BPK dan APIP segera melakukan pemeriksaan atas proyek tersebut.

“Anggaran puluhan miliar bukan jumlah kecil. Kalau hasilnya seperti ini, patut diduga ada masalah dalam perencanaan maupun pengawasan,” ucap salah satu tokoh pemuda di Desa Wahai.

Warga berharap evaluasi menyeluruh dilakukan, termasuk sanksi tegas bagi kontraktor apabila terbukti melakukan pelanggaran kontraktual. Mereka juga mendesak agar perbaikan jalan dilakukan secepatnya, mengingat jalan tersebut merupakan jalur penghubung vital di Pulau Seram bagian utara.(MB-02)