WALUBI Maluku Dukung Sidang Ke-39 Sinode GPM 2025: Simbol Persaudaraan Lintas Iman

oleh -27 Dilihat

Ambon, Malukubarunews.com – Ketua Dewan Pimpinan Daerah Perwakilan Umat Buddha Indonesia (DPD WALUBI) Provinsi Maluku, W. Jauwerissa, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Sidang Ke-39 Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) yang akan berlangsung pada tahun 2025. Dukungan ini disampaikan melalui pernyataan resmi sebagai bentuk solidaritas dan penghormatan terhadap kontribusi GPM dalam membangun kehidupan beragama di Maluku.

Sidang Sinode GPM tahun ini mengusung tema besar: “Anugerah Allah Melengkapi dan Meneguhkan Gereja Menuju Satu Abad GPM” (1 Petrus 5:10), yang dinilai sarat dengan makna spiritual serta relevan dengan dinamika pelayanan gereja di tengah masyarakat majemuk.

“Tema ini menyentuh inti spiritualitas dan mengajak setiap umat untuk memperkuat komitmen dalam menghadirkan kasih dan kedamaian di tengah kehidupan bersama,” kata Ketua DPD WALUBI Maluku, W. Jauwerissa.

WALUBI menilai Sidang Sinode ke-39 bukan sekadar forum internal gereja, tetapi juga menjadi momentum reflektif bagi seluruh elemen masyarakat lintas agama di Maluku dalam meneguhkan nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan perdamaian.

“Atas nama keluarga besar WALUBI Provinsi Maluku, kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Gereja Protestan Maluku yang selama hampir satu abad telah menjadi bagian penting dalam membangun iman, harapan, dan kasih di tengah masyarakat yang majemuk,” ujar Jauwerissa.

Ia menekankan bahwa perjalanan panjang GPM selama hampir seratus tahun telah memperlihatkan keteguhan iman dan komitmen dalam melayani masyarakat, khususnya dalam konteks kerukunan antarumat beragama.

Menurutnya, nilai-nilai yang diusung dalam sidang tersebut selaras dengan ajaran Buddha tentang Metta (cinta kasih universal) dan Karuna (belas kasih), yang juga menekankan pentingnya kasih sayang dan kedamaian bagi semua makhluk.

“Semangat sinode ini sejalan dengan Dharma yang kami junjung tinggi—yakni menjunjung kasih sayang dan kebahagiaan bersama sebagai fondasi hidup bermasyarakat,” tambah Jauwerissa.

WALUBI juga melihat GPM sebagai mitra strategis dalam memperkuat solidaritas lintas iman di Maluku. Kearifan lokal seperti pela gandong dan filosofi sagu salempeng dipatah dua disebut sebagai nilai-nilai budaya yang mempererat hubungan antarumat beragama dan mencerminkan kebijaksanaan spiritual yang universal.

“Kami melihat GPM sebagai mitra strategis dalam membangun kerja sama lintas agama. Kearifan lokal seperti pela gandong dan sagu salempeng dipatah dua adalah wujud nilai universal Dharma yang selaras dengan ajaran kasih dan persaudaraan,” ucap Jauwerissa.

Menjelang usia satu abad, GPM dinilai telah menjadi institusi keagamaan yang tidak hanya berperan dalam ranah spiritual, tetapi juga sosial dan kultural di tengah tantangan zaman yang kompleks. Oleh karena itu, sinode ini menjadi momen penting untuk menegaskan arah pelayanan gereja ke depan.

“Semoga sidang ini memperkokoh tekad bersama untuk menghadirkan Maluku sebagai rumah damai bagi semua,” tegas Jauwerissa.

Di akhir pernyataannya, ia menyampaikan harapan agar seluruh rangkaian kegiatan sinode berjalan dengan lancar, tertib, dan penuh hikmat, serta menghasilkan keputusan-keputusan yang bijak dan bermanfaat bagi gereja dan masyarakat luas.

“Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta – Semoga semua makhluk berbahagia,” tutup Jauwerissa dalam doa Buddhis yang sarat makna spiritual dan universal.(MB-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.