Ambon.– Malukubarunews.com Kepolisian Sektor (Polsek) Nusaniwe memfasilitasi sebuah pertemuan mediasi antarwarga yang terlibat dalam insiden pengancaman dengan senjata tajam jenis parang di wilayah Air Salobar, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. Pertemuan digelar pada Senin, 8 September 2025, pukul 19.00 WIT di Mapolsek Nusaniwe, sebagai upaya mencegah eskalasi konflik dan menjaga ketertiban masyarakat.
Kegiatan ini menyusul tiga rangkaian kejadian pada 3, 6, dan 7 September 2025, yang melibatkan dua kelompok warga dari Air Salobar dan Pohon Mangga. Kasus berawal dari kesalahpahaman saat sesi minum sopi yang berujung pada kekerasan fisik dan aksi balasan menggunakan senjata tajam.
“Langkah mediasi ini adalah bagian dari upaya cepat kami dalam meredam potensi gangguan kamtibmas, sekaligus membangun kembali kepercayaan antarwarga,” ungkap Kasi Humas Polresta Ambon, IPDA Janet S. Luhukay.
Pertemuan dipimpin langsung oleh Kapolsek Nusaniwe, AKP Johan Anakotta, dan dihadiri unsur Intelkam serta tokoh-tokoh pemuda dari kedua kelompok yang bertikai. Dalam suasana terbuka, masing-masing pihak diberi ruang untuk menyampaikan kronologi kejadian dan unek-unek secara langsung.
“Polsek Nusaniwe hadir bukan untuk berpihak, melainkan sebagai penengah. Tujuan utama kami adalah memastikan bahwa konflik ini tidak berlanjut dan warga kembali hidup berdampingan secara damai,” jelas AKP Johan Anakotta.
Pernyataan serupa disampaikan Kasubnit IV Sat Intelkam Polresta Ambon, AIPDA D. Umar, yang mengajak seluruh pihak melihat insiden ini sebagai pelajaran penting.
“Permasalahan ini harus menjadi momentum untuk mempererat hubungan antarwarga. Jangan sampai perbedaan kecil menghancurkan persaudaraan yang sudah lama terjalin,” terang AIPDA D. Umar.
Penyebab awal insiden tercatat pada 3 September 2025, ketika Sdr. MOLDI BORUT merasa direndahkan oleh perintah Sdr. RIFAI HAUMAHU saat sedang minum sopi. Hal ini memicu cekcok dan tindak kekerasan. Puncaknya terjadi pada 6 September 2025, saat Sdr. MARCO HAUMAHU mencari MOLDI BORUT sambil membawa parang, namun tidak menemukan targetnya. Kekhawatiran akan serangan balasan pun muncul, memicu ketegangan antarwarga.
“Saya dalam keadaan mabuk dan salah bicara, sehingga menyinggung perasaan MOLDI BORUT. Saya menyesal dan berharap ini tidak diperbesar,” kata Rifai Haumahu, dalam pernyataannya di hadapan peserta mediasi.
Dari pihak penyerang, Sdr. Marco Haumahu menyampaikan bahwa reaksinya dipicu oleh kabar tindakan kekerasan terhadap keluarganya. “Saya hanya berniat mencari klarifikasi, bukan mencelakai siapa pun. Setelah tidak menemukan siapa-siapa, saya langsung kembali ke rumah,” ungkap Marco Haumahu.
Kanit Intelkam Polsek Nusaniwe, AIPTU F. Beda Bungan, menekankan pentingnya menyelesaikan konflik secara dewasa dan damai. “Perselisihan kecil bisa merusak hubungan sosial jika tidak segera diselesaikan. Kita semua saudara, dan tidak seharusnya konflik seperti ini merusak keharmonisan yang telah dibangun,” ujarnya.
Kepala Pemuda Air Salobar, Epang Loupatty, turut mengimbau generasi muda untuk mengambil peran aktif dalam menjaga ketertiban. “Kita tidak boleh membiarkan emosi sesaat merusak ketenteraman lingkungan. Mari tunjukkan bahwa kita bisa hidup damai sebagai warga yang bertanggung jawab,” tegas Epang Loupatty.
Mediasi ditutup dengan pernyataan sepakat dari kedua belah pihak untuk tidak memperpanjang masalah, menolak segala bentuk kekerasan, serta menjaga keamanan lingkungan. Kegiatan ditutup pukul 20.00 WIT dengan jabat tangan, foto bersama, dan pembuatan video pernyataan damai.
“Ini adalah bentuk komitmen bersama untuk menjadikan Nusaniwe sebagai wilayah yang aman, rukun, dan bebas dari konflik,” pungkas AKP Johan Anakotta.(MB-01)