Polsek Leihitu Amankan Prosesi Adat Pemasangan Kuba Tiang Alif Masjid Tua Wapaue Kaitetu

oleh -77 Dilihat

Leihitu. Malukubarunews.com — Suasana sakral mewarnai Negeri Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, saat prosesi adat pemasangan Kuba Tiang Alif Masjid Tua Wapaue berlangsung pada Sabtu pagi, 11 Oktober 2025. Demi memastikan kelancaran dan keamanan kegiatan adat tersebut, aparat dari Polsek Leihitu diterjunkan secara langsung ke lokasi.

Prosesi pemasangan Kuba Tiang Alif merupakan bagian dari tradisi leluhur yang memiliki nilai simbolik dalam struktur masjid tertua di Maluku, Masjid Tua Wapaue. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi masyarakat Kaitetu untuk memperkuat identitas budaya Islam lokal yang telah berakar sejak abad ke-15.

Pengamanan kegiatan dipimpin langsung oleh Kapolsek Leihitu, IPTU M. Irwanismon Sifu, bersama Danramil 1504 Leihitu, Kapten Inf. Surianto. Sebanyak 15 personel Polsek Leihitu dan 2 anggota Koramil 1504 turut dikerahkan untuk memastikan kelancaran jalannya acara.

“Kami melakukan pengamanan mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga berakhirnya prosesi. Fokus utama kami adalah memberikan rasa aman kepada seluruh peserta, tamu, dan masyarakat,” ungkap Kapolsek Leihitu, M. Irwanismon Sifu.

Kegiatan dimulai sejak pagi hari dan berlangsung hingga pukul 10.30 WIT di kompleks Masjid Tua Wapaue, Negeri Kaitetu. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran Islam pertama di Kepulauan Maluku, menjadikan setiap kegiatan adat di lokasi tersebut memiliki makna sejarah dan spiritual yang mendalam.

Kuba Tiang Alif bukan sekadar elemen arsitektur, melainkan simbol penopang utama dalam struktur masjid serta nilai spiritual yang mewakili keesaan Tuhan. Kehadirannya dalam bangunan masjid menjadi bagian tak terpisahkan dari narasi kebudayaan Islam di Maluku.

“Pemasangan Kuba Tiang Alif ini bukan hanya soal bangunan, tapi merupakan simbol kesinambungan adat dan keimanan. Ini bagian dari warisan sejarah yang harus kita jaga bersama,” kata Raja Negeri Kaitetu, M. Armin Lumaela.

Tahapan adat dimulai dengan penjemputan simbolik Upulatu Negeri, dilanjutkan dengan prosesi adat menuju lokasi pemasangan Kuba. Masyarakat setempat, tokoh adat, tokoh agama, dan tamu kehormatan termasuk Anggota DPRD Provinsi Maluku, Azis Sangkala, ikut menyaksikan.

“Kami mengapresiasi pengamanan yang dilakukan aparat. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa pelestarian budaya dan penegakan keamanan dapat berjalan berdampingan,” ungkap Anggota DPRD Maluku, Azis Sangkala.

Hingga kegiatan berakhir, suasana di Negeri Kaitetu terpantau aman, tertib, dan kondusif. Pengaturan lalu lintas di jalur utama dilakukan dengan baik, menghindari kemacetan dan memberikan kenyamanan bagi warga maupun wisatawan.

“Masyarakat sangat antusias, tapi juga tertib. Ini menandakan bahwa nilai-nilai budaya masih dijunjung tinggi. Kami berharap kegiatan seperti ini terus dilestarikan,” kata Danramil 1504 Leihitu, Kapten Inf. Surianto.

Dengan kehadiran aparat keamanan yang siaga dan masyarakat yang kooperatif, prosesi adat di Masjid Tua Wapaue berhasil digelar tanpa gangguan. Hal ini menunjukkan sinergi positif antara pelestarian budaya dan pengamanan wilayah sebagai fondasi stabilitas sosial di Maluku Tengah.(MB-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.