PGRI Maluku minta Pihak Polisi secepat,  tuntaskan  Kasus dugaan Pelecehan Mahasiswi  Unpatti

oleh -149 Dilihat
Ambon.malukubarunews.com – Dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah atas nama PGRI Maluku meminta. pihak kepolisian untuk Nizham Idary Toekan Spd   mengutus tuntas kasus dugaan pelecehan terhadap mahasiswi UNPATTI fakultas  FKIP program studi PPKN  oleh oknum Dosen yang kini lagi viral.”pintah Ketua PGRI Maluku Nizham Idary Toekan Spd dalam keterangan rilisnya Jumat,5 April 2024
Hal ini, Karna tuntutan mahasiswa berupa demontrasi pada kampus terbaik di Maluku ini,PGRI memandang mahasiswa sebagai calon guru masa depan anak bangsa dalam menuntut ilmu dan keterampilan di kampus harusnya di bimbing dengan penuh keramahan kasih sayang sebagai anak, saudara atau kandung.
“Apalagi sebahagian anak kita umumnya dari. Kabupaten kota yang dititipkan anaknya kepada kampus untuk mendidiknya, anak  kelak menjadi calon guru yang baik.”tutur Nikzam
Menurutnya perbuatan pelecehan seperti ini bisanya menimbulkan trauma yang dalam terhadap korban.”pungkasnya
Untuk itu, selaku alumni kampus dan juga guru PKN kami mengutuk keras tindakan pelecehan yang di duga  dilakukan oleh oknum dosen ini bahkan kami minta untuk diberikan sanksi yang berat berupa non aktif sebagai dosen pada kampus terbaik tersebut.
“Jika kelak terbukti bersalah melakukan tindakan tersebut,lanjut Nikzam,diharapkan tidak akan terulang terjadi pada masa kini maupun masa mendatang bagi para dosen UNPATTI.
Kami menghimbau sekaligus  mengajak  untuk marilah kita semua dalam mendidik selalu mengapa mahasiswa dan mahasiswi selaku anak kita saudara kita yang dititipkan orang tua untuk kelak berguna bagi bangsa dan negara dan utamanya bagi negeri kita tercinta.Hotumese..lawamena haulala.”himbau Nizham Idary Toekan Spd
Diketahui,Sebelumnya diberitakan di beritakan media  bahwa Seorang dosen di Universitas Pattimura diduga melakukan kekerasan seksual kepada mahasiswi  Bunga. Pasalnya pelaku mengajak Bunga untuk melayani nafsu birahinya di hotel, namun korban menolak ajakan bejat tersebut.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa (2/3/2024) saat korban sedang mengikuti acara seminar, sementara pelaku berada di luar acara di gedung Fakultas FKIP/PPKn.
Sekitar pukul 12.00 Wit, saat oknum dosen bertemu korban dan mengajak korban ke hotel dengan janji akan bayar uang kost, serta memenuhi semua kebutuhan selama kuliah di Unpatti jika melayani napsu bejatnya tersebut.
Kini oknum dosen harus merjibaku dengan pihak kepolisian, pasalnya kasus dugaan pelecehan seksual sudah dilaporkan di SPKT Polda Maluku Laporan Polisi: LP/B/ 58/IV/2024/Polda Maluku untuk di proses hukum, Rabu (3/4/2024).
Berdasarkan data yang dihimpun media ini mengungkapkan oknum dosen berinisial AS itu mengajar di Fakultas FKIP/PPKn Unpatti.Hal ini diungkapkan salah seorang mahasiswa Unpatti yang tak mau disebutkan namanya, mengatakan perilaku dosen itu memang dikenal kurang baik, khususnya terhadap mahasiswi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa dosen itu terkenal genit.“Sudah rahasia umum. Dia memang laipose kepada mahasiswi,” kata mahasiswa tingkat akhir itu, Rabu (3/4/2024).
Ia mengaku pernah diajar oleh dosen tersebut. Di dalam kelas, tak jarang dosen itu memegang tangan atau bahu mahasiswa saat sedang mengajar.
Menurut dia, kabar bahwa dosen tersebut genit bukan merupakan informasi baru. Sejak ia masuk ke Unpatti, sudah banyak omongan miring tentang dosen tersebut.
Ia bersyukur kasus itu bisa terangkat. Sebab, banyak mahasiswi yang sudah resah dengan perilaku dosesn tersebut. Menurut dia, sudah ada lebih dari lima orang yang menjadi korban dosen tersebut.
“Semoga bisa ditindak pihak kepolisian dalam kasus yang sudah viral di media sosial dengan sanksi yang semestinya,” kata perempuan itu.
Salah satu perempuan lainnya juga menyatakan hal yang serupa. Hampir seluruh mahasiswa di Fakultas FKIP mengetahui perilaku kurang ajar dosen tersebut.
“Sudah sejak lama seperti itu,” kata perempuan yang merupakan alumni Fakultas FKIP tersebut.
Perempuan itu mengaku dibimbing oleh dosen itu ketika mengerjakan skripsi. Tak jarang, dosen itu meminta mahasiswa yang hendak bimbingan datang ke rumahnya.
“Kadang kalau bimbingan di rumahnya, tapi Alhamdulillah saya nggak pernah mengalami yang tidak-tidak,” kata dia.
Namun, menurut dia, sudah banyak laporan dari mahasiswi lain bahwa dosen tersebut sering bertindak tidak mengenakan. Bahkan, sejumlah mahasiswi pernah melaporkan kasus itu.
“Tapi mental lagi karena tidak ada bukti. Alhamdulillah sekarang bisa terungkap,” kata perempuan yang enggan disebut namanya itu.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.