Ambon.malukubarunews.com – Aksi demonstrasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Provinsi Maluku di depan Kantor Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku, Rabu (9/7/2025), memanas akibat insiden verbal antara perwakilan BPJN dan peserta aksi. Aksi ini awalnya digelar sebagai bentuk protes terhadap mandeknya pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Buru Selatan.
Unjuk rasa yang dipimpin langsung oleh Ketua IMM Maluku Abubakar Mahu menuntut transparansi dan percepatan proyek jalan di enam kecamatan Buru Selatan yang dinilai tertinggal sejak pemekaran wilayah pada 2008.
” kami sudah menunggu cukup lama,tapi kepala balai tidak mau menemui kami.bahkan kami hanya diminta menunggu tanpa kapastian.,” tegas Abubakar Mahu dalam orasinya.
Aksi yang awalnya berlangsung damai berubah panas ketika Astrid Alfons salah satu pegawai Humas BPJN Maluku, muncul untuk mewakili Kepala BPJN,Igbal Tamher . Seorang peserta aksi, dalam kondisi emosi, meneriakkan kata “bodoh” yang diarahkan kepada perwakilan BPJN. Secara spontan, Astrid membalas,”Kamu yang bodoh lalu meninggalkan lokasi.
Pernyataan ini terekam oleh sejumlah awak media yang meliput di lapangan. IMM menilai ucapan tersebut sangat tidak pantas, apalagi disampaikan oleh pejabat publik yang sedang menjalankan fungsi kehumasan.
“Kami datang membawa aspirasi rakyat bukan untuk di caci.Kalau humas BPJN saja tidak bisa menahan emosi dan berkata kasar,bagaimana bisa instruksi ini dipercaya menangani masalah sebesar pembangunan jalan? tanya Abubakar Mahu seusai insiden.
IMM juga mengecam keputusan Kepala BPJN Maluku yang tidak menemui langsung demonstran, dan hanya mengutus perwakilan tanpa memberikan jawaban atas pokok tuntutan. Mereka menilai tindakan ini sebagai bentuk pengabaian terhadap aspirasi rakyat.
Mahasiswa menyoroti secara spesifik kinerja Satker Wilayah I BPJN Maluku yang dinilai gagal menjalankan tanggung jawabnya di Buru Selatan. Proyek pembangunan jalan disebut stagnan dan bahkan menyebabkan keterisolasian beberapa desa saat musim hujan tiba.
“Kami menilai Satker Wilayah I seolah bermain- main dalam hal serius seperti pembangunan jalan.Ini bukan sekedar proyek,ini tentang hidup dan masa depan masyarakat ujar Abubakar.
IMM juga mendesak agar Koordinator Satker Wilayah 1,Abdul Hamid Payapo diberi sanksi tegas dan dilakukan evaluasi menyeluruh atas seluruh lini kerja terkait proyek di wilayah tersebut.
Meskipun aparat keamanan berhasil mengendalikan situasi, tensi antara massa aksi dan pihak BPJN tetap tinggi. IMM menyatakan akan membawa dokumen resmi dan bukti kerusakan infrastruktur dalam pertemuan lanjutan apabila dijadwalkan oleh BPJN.
” Kami meminta perhatian serius dari pemerintah pusat .Jangan biarkan Maluku terutama Buru Selatan menjadi anak tiri pembangunan Nasional .Negara harus hadir secara nyata bukan hanya lewat janji ” tambah Abubakar.
Sampai berita ini diterbitkan,Kepada BPJN Maluku Iqbal Tamher belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut maupun menanggapi substansi tuntutan mahasiswa. Namun, Humas BPJN Maluku, Astrid Alfons, sebelumnya menyampaikan bahwa pihaknya tetap membuka ruang untuk dialog formal dengan pihak IMM.(MB-01)