Lekransy : Pengawasan Orang Tua Krusial bagi anak di Media Sosial

oleh -80 Dilihat
Ambon, Malukubarunews.com – Ancaman dunia digital terhadap anak-anak semakin nyata, dan menurut Plt. Kepala Dinas Kominfo Kota Ambon, Ronal Lekransy, pengawasan orang tua menjadi faktor krusial dalam melindungi generasi muda dari bahaya siber yang kian kompleks.
Pernyataan ini disampaikan Lekransy dalam kegiatan sosialisasi Literasi Digital bertema “Pengawasan Orang Tua di Ruang Medsos” yang dilaksanakan Selasa (25/6) di Gedung Cristy Natalia, Jemaat GPM Sumber Kasih, Ambon. Acara ini diikuti oleh lebih dari 150 orang tua yang hadir untuk memahami peran mereka dalam mendampingi anak-anak di era digital.
“Jika berbicara mengenai Ambon smart city, ada banyak indikator pengukur yang mestinya kota ini penuhi, dan salah satu indikatornya terkait dengan Literasi Digital, yang secara substansi membicarakan tentang kemampuan individu, masyarakat menggunakan teknologi digital secara efektif dan bertanggung jawab,” kata Staf Ahli Wali Kota bidang Ekonomi, Pembangunan dan KESRA, Ronal Lekransy.
Menurut Lekransy, kegiatan ini merupakan bagian dari program prioritas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ambon untuk mewujudkan kota berbasis teknologi yang berkelanjutan dan inklusif. Salah satunya melalui peningkatan kesadaran digital masyarakat, termasuk orang tua.
Dalam paparannya, Lekransy menegaskan bahwa Dinas Kominfo telah menyasar lebih dari 1.000 remaja dan pemuda dalam program literasi digital sebelumnya. Kini, perhatian diberikan kepada orang tua, karena mereka adalah garda terdepan dalam pengawasan digital di lingkungan keluarga.
“Kami ingin orang tua memahami bahwa tanpa pengawasan, anak-anak rentan terhadap cyberbullying, child grooming oleh predator online, dan ketagihan gadget, yang semuanya berdampak buruk bagi kesehatan mental dan masa depan anak,” ujar Lekransy.
Ia juga mengingatkan bahwa generasi Z dan milenial, yang mendominasi pengguna internet, berada dalam kelompok usia paling rawan terpapar konten negatif maupun perilaku destruktif di media sosial.
“Masifnya tingkat penetrasi internet yang didominasi oleh generasi Z dan milenial (usia 12–43 tahun), mestinya semakin menggelisahkan para orang tua. Banyak kasus menunjukkan bahwa anak yang mengalami tiga ancaman itu tak hanya terganggu mentalnya, tapi juga bisa sampai pada keputusan tragis mengakhiri hidup,” ungkap Lekransy dengan nada serius.
Sebagai langkah preventif, Lekransy mendorong orang tua untuk tidak hanya memberi batasan waktu penggunaan gadget, tetapi juga aktif membangun komunikasi yang terbuka dan menjadi panutan digital bagi anak-anak.
“Orang tua perlu memantau gadget anak, batasi waktu penggunaan, ajak anak untuk bicara jujur, dan yang paling penting—jadilah contoh yang baik. Literasi digital bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang membentuk karakter dan ketahanan mental anak di dunia maya,” tegasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan ajakan agar para orang tua tidak lengah terhadap tantangan dunia digital, sembari mengimbau keterlibatan keluarga dalam menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan interaksi sosial yang sehat.
“Dalam tanggung jawab pengawasan orang tua di ruang media sosial, kita harus memastikan anak-anak siap menghadapi tantangan dunia digital, menjaga keseimbangan pemanfaatan teknologi dan interaksi sosial, serta memastikan kesehatan mental mereka tetap terjaga,” tutup Lekransy.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.