Ketua PKK SBB: “Minyak Kayu Putih Jangan Lagi Gunakan Nama Daerah Lain”

oleh -33 Dilihat

SBB .Malukubarunews.com – 
Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) terus berupaya menggali dan memaksimalkan potensi kekayaan alam daerahnya melalui kolaborasi strategis. Pada Selasa, 26 Agustus 2025, Pemerintah Kabupaten SBB menggandeng Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam kegiatan pengenalan dan pengembangan sumber daya alam lokal yang digelar di ruang rapat Bupati.

Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah SBB, Leverne A Tuasuun, sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Ketua Tim Penggerak PKK SBB Yeni Rosbayani Asri, para akademisi dari UGM, dan tamu undangan lainnya. Fokus utama kegiatan adalah memetakan peluang pemanfaatan sumber daya alam secara bijak dan berbasis kearifan lokal.

Dalam kesempatan itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten SBB, Yeni Rosbayani Asri, menegaskan komitmennya dalam menjaga dan mempromosikan kekayaan alam daerah agar tidak diklaim oleh pihak luar.

“Saya tidak rela jika kekayaan alam kita, khususnya minyak kayu putih, terus digunakan dengan label daerah lain. Minyak kayu putih yang berasal dari tanah ini harus dikenal luas dengan nama Seram Bagian Barat,” ungkap  Ketua Tim Penggerak PKK, Yeni Rosbayani Asri.

Ia menambahkan, meskipun sangat menghormati nilai-nilai adat dan budaya setempat, ada kebutuhan mendesak untuk menciptakan sistem yang melindungi produk lokal melalui pelabelan yang tepat.

“Kita harus menghargai adat istiadat, tetapi juga perlu berani mengubah sesuatu yang bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Saya harap OPD yang hadir dapat menyampaikan usulan kepada Bupati agar penamaan produk seperti minyak kayu putih mencerminkan identitas kita,” tegas Yeni.

Salah satu bentuk konkret dari upaya pengembangan potensi lokal adalah rencana pelatihan membatik bagi ibu-ibu di Kabupaten SBB. Dalam pelatihan ini, pelatih akan didatangkan langsung dari Universitas Gadjah Mada. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi wadah pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya perempuan.

“Pelatihan membatik akan menjadi langkah awal pemberdayaan. Ibu-ibu di SBB bisa memiliki keterampilan tambahan yang tidak hanya meningkatkan ekonomi keluarga, tapi juga melestarikan budaya lokal dengan sentuhan modern,” ungkap Yeni.

Pihak UGM dalam kegiatan tersebut juga menyampaikan kesiapannya untuk mendukung pemerintah daerah dalam hal riset, pelatihan, hingga publikasi potensi budaya dan alam SBB ke kancah nasional.

Sekda Leverne A Tuasuun dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif PKK dan dukungan dari kalangan akademik.

“Kegiatan seperti ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah dan institusi pendidikan tinggi mampu menghasilkan solusi yang berkelanjutan untuk pembangunan daerah,” ujar Sekda, Leverne A Tuasuun.

Kekayaan alam seperti minyak kayu putih, rempah-rempah, serta potensi budaya seperti batik berbasis motif lokal, jika dikelola dengan baik, diyakini dapat menjadi tulang punggung ekonomi kreatif Kabupaten SBB di masa depan.

Dengan mendorong pelabelan yang sesuai, pelatihan masyarakat, dan perlindungan hak kekayaan intelektual, Pemerintah Kabupaten SBB menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga identitas dan memaksimalkan potensi lokal.(MB-01)