Gubernur Maluku Hadiri HUT ke-20 IKEMAL Papua: Tekankan Persaudaraan dan Kontribusi Warga Maluku

oleh -83 Dilihat

Jayapura, malukubarunews.com  – Suasana penuh kehangatan dan rasa persaudaraan menyelimuti Gedung Sasanakrida, Jayapura, Sabtu (11/10), ketika ribuan warga Maluku di Tanah Papua merayakan Hari Ulang Tahun ke-20 Ikatan Keluarga Maluku (IKEMAL) dengan mengusung tema “Katong Satu Gandong.”

Acara ini dihadiri langsung oleh Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, bersama Staf Ahli Gubernur Semi Huwae, dan didampingi oleh Penjabat Sekda Papua, Suzana Wanggai, yang mewakili Gubernur Papua, Mathius Fakhiri. Hadir pula jajaran Forkopimda Papua, Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP), serta tokoh masyarakat, agama, pemuda, dan perempuan dari kedua provinsi.

HUT ke-20 IKEMAL menjadi ajang silaturahmi sekaligus afirmasi nilai-nilai budaya Maluku dalam konteks sosial Papua. Gubernur Maluku tampil sebagai tokoh sentral, membawa pesan persaudaraan antar-daerah, memperkuat kontribusi diaspora Maluku dalam pembangunan Papua.

Tokoh utama dalam peristiwa ini adalah Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, didampingi unsur pemerintahan Papua, tokoh IKEMAL, dan warga Maluku perantauan. Kegiatan ini juga melibatkan lintas agama dan budaya sebagai simbol kerukunan dua provinsi.

Kegiatan berlangsung pada Sabtu, 11 Oktober 2025, di Gedung Sasanakrida, Jayapura, Papua.

Perayaan ini bukan hanya penanda usia organisasi, tetapi juga pengingat akan pentingnya nilai persaudaraan (“gandong”) di tengah keberagaman Papua. Kehadiran langsung Gubernur Maluku menegaskan perhatian dan dukungan terhadap diaspora Maluku di luar wilayah administratif.

Acara berlangsung meriah dengan pengalungan kain gandong kepada Gubernur sebagai simbol persaudaraan. Disusul sambutan resmi dari Gubernur Maluku dan Gubernur Papua, yang sarat dengan pesan moral, budaya, dan penguatan integrasi sosial.

“Perayaan ini bukan sekadar seremoni, tetapi penegasan akan kuatnya tali persaudaraan dan semangat gandong yang tidak lekang oleh jarak dan waktu,”ungkap  Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa.

Dalam sambutannya, Gubernur menyampaikan apresiasi atas eksistensi IKEMAL sebagai rumah kedua bagi masyarakat Maluku di Papua, serta sebagai ruang untuk menjaga identitas dan nilai budaya yang menjadi fondasi kehidupan bersama.

“Saya sangat bangga melihat IKEMAL tumbuh dan berkembang menjadi pilar yang kokoh dalam menjaga semangat persaudaraan sejati, bukan hanya di antara sesama Maluku, tetapi juga dengan seluruh masyarakat Papua,”lanjut Lewerissa.

Gubernur juga mengingatkan agar warga Maluku senantiasa menjaga martabat daerah asal dan menunjukkan teladan dalam kehidupan bermasyarakat.

“Setiap langkah dan perbuatan kita adalah cerminan dari Maluku. Tunjukkan karakter sejati orang Maluku: pekerja keras, santun, dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan,”tegasnya.

Sementara itu, dalam sambutan tertulisnya, Gubernur Papua Mathius Fakhiri, yang dibacakan oleh Suzana Wanggai, memberikan penghormatan khusus terhadap sejarah panjang hubungan Maluku–Papua.

“Guru-guru Injil dari Maluku adalah pembawa terang dalam kegelapan, pelopor pendidikan dan peradaban di tanah ini,”ungkap Penjabat Sekda Papua, Suzana Wanggai, membacakan sambutan Gubernur Papua.

Fakhiri juga menggarisbawahi bahwa tema “Katong Satu Gandong” selaras dengan filosofi hidup masyarakat Papua: damai, saling menghargai, dan hidup dalam kebersamaan.

“Melalui tema ini, kita diingatkan bahwa sesungguhnya kita semua Basudara. Tidak ada perbedaan, karena persaudaraan sebagai anak bangsa mengikat kita dalam satu ikatan kemanusiaan dan cinta tanah air,”ujar Fakhiri.

Perayaan HUT ini ditutup dengan doa lintas agama, penampilan tarian tradisional Maluku dan Papua, serta lagu-lagu daerah yang membangkitkan nostalgia dan rasa cinta tanah air. Momen ini menjadi pengingat bahwa identitas kultural tidak pernah luntur oleh perpindahan geografis.

Perayaan dua dekade IKEMAL di Tanah Papua tidak hanya menunjukkan eksistensi organisasi diaspora, tetapi juga mempertegas hubungan emosional dan sejarah panjang antara Maluku dan Papua. Kehadiran Gubernur Maluku dan sambutan hangat dari pemerintah Papua menunjukkan bahwa nilai “Katong Satu Gandong” hidup nyata dan terus relevan dalam memperkuat kesatuan bangsa di tengah kebhinekaan.(MB-01)