PIRU.malukubarunews.com.– Warga Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku, digemparkan dengan laporan terbaru dari Dinas Kesehatan terkait merebaknya kasus HIV/AIDS. Tak hanya mengejutkan, data tersebut menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan: sebanyak 46 warga telah terindikasi terjangkit HIV, dan 7 di antaranya telah meninggal dunia.
Kondisi ini diperparah dengan maraknya praktik prostitusi online berbasis aplikasi, atau yang lazim dikenal dengan istilah “open BO”. Praktik ini kian menjamur di sejumlah titik di SBB, terutama di Kota Piru sebagai ibu kota kabupaten.
“Sudah ada beberapa anak muda dan pelaku open BO yang terindikasi sebagai pengidap HIV,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten SBB, Gariman Kurniawan, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Minggu (3/8/2025).
Gariman menyebut, pihaknya kesulitan menjangkau kelompok yang diduga terlibat dalam aktivitas seks bebas karena banyak di antara mereka cenderung menghindar saat hendak diberikan edukasi.
“Kami terus berusaha untuk melakukan pendekatan bersama mereka. Tapi mereka sering lari-lari dan tidak ada di tempat, sehingga sulit bagi kami juga untuk memberikan pencerahan,” ujarnya.
Kendati begitu, Dinas Kesehatan tetap melaksanakan tugasnya melalui program rutin tracing atau pelacakan kasus setiap tiga bulan sekali. Gariman menyebut, pekan lalu timnya melakukan pelacakan di lokalisasi Waisaraisa dan wilayah Kamarian.
“Setiap 3 bulan itu kami melakukan tracing di beberapa tempat. Dan minggu kemarin itu tracing kami lakukan di lokalisasi Waisaraisa dan juga di Kamarian,” jelasnya.
Dari hasil pelacakan tersebut, kasus-kasus terindikasi HIV tersebar di sejumlah kecamatan, dengan konsentrasi terbesar di pusat-pusat aktivitas sosial dan ekonomi seperti Kota Piru.
Masyarakat menyampaikan keresahannya, terutama karena informasi yang beredar menyebutkan bahwa beberapa pengguna aplikasi “open BO” di Kota Piru telah teridentifikasi sebagai penderita HIV, baik laki-laki maupun perempuan.
“Untuk Kota Piru saja, berdasarkan laporan masyarakat, sudah ada 7 orang pria dan wanita yang terindikasi HIV,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Menanggapi situasi ini, Dinas Kesehatan SBB mengimbau seluruh masyarakat, khususnya generasi muda, agar menjauhi perilaku seks bebas dan menjaga pola hidup sehat.
“Kami harap masyarakat lebih berhati-hati. Khususnya anak-anak muda harus bisa menghindari pergaulan bebas karena itu salah satu pintu masuk utama HIV,” kata Kurniawan.
Dengan tren yang terus meningkat, Dinkes SBB berencana memperkuat edukasi publik serta menggandeng organisasi keagamaan dan sekolah untuk menanamkan pemahaman mengenai risiko HIV/AIDS dan pentingnya deteksi dini melalui pemeriksaan sukarela.(MB-02)