Piru.malukubarunews.com – Terbongkar sudah kelakuan oknum panwas dan PPK di kecamatan Huamual, mereka di duga ambil uang dari caleq untuk pengamanan suara, hal ini di ungga oleh Sese orang di grup Fesbuq, dan info itu kini mulai menyebar di sejumlah grup FB,
Kelakuan panwas kecamatan Huamual kabupaten seram bagian barat propinsi Maluku, terungkap di grup FB, kini mulai Ramai di bicarakan, perbuatan yang sungguh tidak terpuji ini sudah bukan lagi menjadi Rahasia yang di tutup tutupi karena anak kecil di daerah Huamual semu telah membicarakan persoalan ini,
Pasal nya, salah satu panwas di kecamatan Huamual atas nama Jabar payapo sibuk mencari pinjaman untuk mengembalikan uang salah satu oknum caleq yang pernah di ambil oleh Jabar payapo, uang yang di serahkan oleh oknum caleq kepada Jabar, di duga karena tipudaya Jabar kepada sang caleq, hal ini terbongkar dari istri caleq sendiri,
jabar di ceritakan minta sejumlah uang dari kami dan berjanji akan menaikan jumlah suara suami saya agar suami saya itu bisah keluar sebagai pemenang, begitulah cerita yang sedang beredar sekarang ini,
tetapi setelah pleno berjalan, Jabar tidak mengaman kan suara suami saya, sehingga Jabar di anggap telah menipu kami, persoalan ini harus di ketahui oleh semua orang, seperti begitulah ancaman istri caleq yang di ceritakan oleh warga, jadi dugaan kejahatan Jabar, di bongkar oleh istri caleq sendiri, info ini, sedang Ramai di bicarakan warga di Huamual,
Selain Jabar payapo, Armin Tamala ketua PPK huamual juga mengalami hal yang sama, Armin di kabarkan mencari pinjaman untuk mengembalikan uang dari caleq yang gagal di karenakan dia di anggap tidak amanah, kelakuan Armin di bongkar oleh istri tim pemenang oknum caleq itu, Armin di isuhkan menerima uang dari oknum caleq tersebut dengan jumlah yang lumayan besar, begitu suara caleq itu tidak di amankan, sekarang caleq itu lewat tim pemenang nya, terus mendatangi Armin untuk minta kembali uang itu, karena terdesak Armin akhirnya mencari pinjaman untuk mencukupi uang yang telah Armin ambil dari oknum caleq yang gagal itu,
Armin di ceritakan sedang mencari pinjaman karena uang yang mau di kembalikan belum cukup sesuai jumlah kebanyakan uang yang Armin terima dari oknum caleq, karena beredar info uang tersebut telah di pakai sebagian oleh Armin demi kepentingan pribadi,
Bukan PPK dan panwas saja yang di isuhkan ambil uang dari caleq, tetapi kini beredar lagi info kalau Ketua PPS desa Lokki Krisian di duga adalah salah satu penyelenggara yang cukup terkenal dengan kejahatan di setiap pelaksanaan pemilu,
Seperti di pileq tahun ini, Krisian di kabarkan terima Rp 300 juta dari salah satu caleq untuk dongkrak suaranya, dan uang itu di duga krisian membagikan dengan PPK bersama oknum panwas Cam, dugaan kejahatan bersama ini, untuk mengamankan kursi terakhir,
beredar data C 1 dari tiap tiap TPS di kecamatan Huamual kabupaten sbb, kalau yang berhak mendapatkan kursi yang terakhir adalah partai Golongan karya,(Golkar) hal ini di karenakan jumlah akumulasi suara Golkar masuk dalam urutan ke 7, dan itu adalah posisi kursi yang terakhir,
Namun berkat Rp 300 juta masuk melalui krisian selaku ketua PPS desa Lokki, suara Golkar dari urutan ke 7, bisa bergeser, itu lah yang membuat warga Huamual kaget, karena beringin yang besar itu bisah di dobrak sampai tumbang oleh Gerindra, dan akhirnya posisi urutan ke 7 di duduki oleh partai Gerindra, padahal berdasarkan C 1, Gerindra berada di posisi yang ke 9,
Kejadian ini sudah dua kali, pertama saat tahun 2019 PDI perjuangan berada pada posisi ke 7, yaitu kursi terakhir, dan partai Gerindra berada dalam posisi yang ke 9, namun begitu Rp 300 juta masuk di waktu subuh, banteng akhirnya Rubuh dan Gerindra menduduki posisi bantang, (PDIP) di kursi yang terakhir,
Rupanya kursi terakhir merupakan lahan bagi para penyelenggara di Huamual, tetapi di pileq pada tahun ini, bukan kursi terakhir saja yang di jadikan lahan oleh penyelenggara, namun banyak caleq juga di jadikan piring makan bagi para penyelenggara,
dari kejadian ini warga Huamual meminta agar PPK, Panwas Cam dan oknum caleq beserta ketua PPS desa Lokki haruslah di proses hukum dan di efalwasi, mengingat dugaan kejahatan mereka, telah mematikan hak demokrasi Rakyat sbb,
Terutama tehadap partai Gerindra, mulai dari tahun 2019 sampai dengan 2024, warga Huamual sudah sangat membenci Anggota DPRD nya, tetapi ke 3 penyelenggara yang di anggap mata duitan ini kembali menerima duit nya, dan akhirnya dia kembali terpilih sebagai anggota DPRD sbb dari Huamual, unsur ketidak sukaan warga Huamual terhadap oknum Anggota DPRD dari partai Gerindra ini, karena warga menilai dirinya tidak memiliki kemampuan selaku wakil Rakyat di DPRD sbb,(MB-MR)