Pesta Lapmer, 2 M, Menunjukan Anggaran di tengah Masyarakat Kesulitan Ekonomi  

oleh -184 Dilihat
Ambon.malukubarunews.com –
Dua puluh tiga (23) tahun lalu, sebanyak 19 militan Al Qaeda yang dipimpin oleh Osama bin Laden membajak 4 pesawat pada 11 September 2001 pagi.
Sebanyak 2 pesawat menabrak Menara Kembar atau Twin Towers, 1 pesawat menabrak Pentagon, dan pesawat lainnya jatuh di Pennsylvania. Akibatnya, sebanyak 2.977 orang meninggal
Bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Maluku, Murad Ismail dan Maikel Wattimena dan timnya mungkin boleh berbangga hati karena banyak orang menghadiri kegiatan 11 September 2024 di Lapangan Merdeka Ambon.
Sangat dimungkinkan, kegiatan lapangan Merdeka, sebagai sebuah pesan akan peristiwa Twin Tower, dimana sel Al-qaeda berhasil meluluhlantakan gedung WTC. Tentu kita masyarakat Maluku masih ingat akan peristiwa tragis itu ribuan orang tak berdosa mati sia-sia.
 “Benar peristiwa itu berlangsung di negara Amerika Serikat, hari dimana negara super power itu, mengumandangkan prang untuk menghancurkan sel Al Qaeda di dunia.
Dihari yang sama bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Maluku, MI-MW yang dikenal dengan 2 M’ membuat kegiatan akbar
ditengah kondisi perekonomian masyarakat yang tidak stabil, kehidupan masyarakat kian menjerit akibat berbagai kebijakan yang tidak populis pasca kepemimpinan duet Murad Ismail dan Barnabas Orno.
Berbagai kebijakan yang tidak populis itu bisa disebutkan;
1., Proses peminjaman dana SMI senilai Rp 700 M. Dana ini katanya untuk pemilihan ekonomi masyarakat Maluku pasca covid 19. Proses peminjaman dana SMI sama sekali tidak diketahui DPRD Provinsi Maluku. MI dan kroni-kroninya melakukan proses peminjaman dana yang belakangan ini membebani hutang daerah saat ini. Karena dalil yang dipakai adalah gubernur sebagai perpanjangan wakil pemerintah pusat di daerah, jadi tidak perlu mendapat persetujuan wakil rakyat. Kini Provinsi Maluku harus menutup dana SMI, diperkirakan menyetor sekitar kurang lebih Rp 136 M, pertahun.
Faktor kedua, jika MI merasa dirinya sebagai gubernur Maluku yang dipilih oleh rakyat Maluku, maka etikanya dia harus menghormati wakil rakyat yang duduk di DPRD Provinsi Maluku, tetapi kerena orangnya menganggap diri sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah, maka MI kerapkali mengabaikan rapat paripurna DPRD Provinsi Maluku.
Lalu dimana hasil pembangunan infrastruktur dari dana SMI ini, detailnya Dinas PUPR provinsi Maluku yang akan menjelaskannya.
Tetapi yang pasti, penggunaan dan peruntukannya, banyak yang tidak tepat sasaran. Bahkan dari temuan lapangan, dan yang sudah di laporkan sampai ke Kejaksaan Tinggi Maluku dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)’ tetapi kedua lembaga ini sepertinya tidak berdaya mengusutnya, hingga sampai salah seorang pelapor telah lebih dulu dipanggil sang pencipta almarhum Evert Karmite.
Pelaporan masyarakat ke pihak kejaksaan tinggi Maluku dan KPK lantaran penggunaan dana tersebut, tidak sesuai peruntukannya, dan terkesan hanya untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya.
Kendati sudah begitu, selama kepemimpinan Murad Ismail dirinya tidak pernah hadir bersama rakyat, kita misalkan saja, ketika terjadi gesekan konflik komunal dihampir berbagai wilayah di Maluku, MI tidak pernah turun ke lapangan, kerena pemimpin yang tidak punya kepedulian terhadap masalah sosial kemasyarakatan, kecenderungan yang diperlihatkan adalah lebih banyak kepada upaya menerima gelar adat dan gelar kehormatan. Masihkah kita ingin memberikan kesempatan lima tahun silam,?
Ditengah kondisi perekonomian masyarakat yang tidak stabil saat ini, terdapat upaya untuk menciptakan unsur ketergantungan. Salah satu cara adalah proses mengambil hati masyarakat yakni mengundang masyarakat datang menghadiri acara karena disana ada undian, ada hadiah, ada makan gratis bahkan hingga isu pembagian sembako untuk sepuluh ribu orang, “bukan main sesuatu yang didambakan masyarakat kekinian untuk dapatkan jatah sembako gratis dari pemimpin yang menciptakan unsur ketergantungan dengan
sekedar memamerkan harta kekayaan yang dipunyai seorang Murad Ismail yang katanya adalah seorang sultan ternama di Maluku yang melimpah hartanya, yang punya banyak mobil mewah dirumah, punya kapal pesiar dan punya banyak duit’ bak kontener yang siap dibagikan pada masyarakat pemilik suara pada Rabu 27 November 2024 mendatang”.
Ibarat pesta rakyat yang dilaksanakan itu, sebagai sebuah pesan kepada lawan politiknya bahwa dirinya adalah seorang sultan yang siap berhadapan dengan lawan tanding, apalagi infrastruktur pendukung telah ia dudukan, mulai dari oknum para penyelenggara, oknum pengawas, hingga menempatkan orangnya sebagai para pejabat.
Kalangan birokrat yang diangkat, jika berkualitas tentu dia mengabaikan keberpihakan sebab, jabatan yang saya dapat adalah jabatan karier sesuai ukuran kinerja, tetapi sebaliknya jabatan yang diperoleh adalah bentuk balas jasa, maka tidak dapat dipungkiri, pasti ada faktor balas jasa, meski ada larangan bahwa ini’ dan itu’ harus netral tidak menunjukkan keberpihakan, tetapi semua itu dianggap sebagai angin lalu.
Ketika mencermati HUT MI di lapangan merdeka  Ambon tanggal 11 September 2024 jam 8 malam, kita bisa melihatnya sebagai sebuah hedonisme’ tengah diperlihatkan kepada Masyarakat Maluku. Kondisi yang diciptakan itu, berlangsung ditengah kehidupan masyarakat Maluku lagi Morat marit ekonominya.
Kita tidak bisa membayangkan, saat ini sejumlah besar mahasiswa Universitas Pattimura (UNPATTI) Ambon menunggak uang semesternya, lantaran kebanyakan dari mahasiswa ini rata-rata orang tuanya berpenghasilan tidak tetap. Ini bisa dibilang bahwa selama 5 thn MI berkuasa sebagai Gubernur Maluku kondisi Maluku tidak menunjukan perubahan signifikan. Kondisi yang dicapai oleh duet MI-BO provinsi Maluku berada pada posisi ke-4 termiskin di NKRI.
Dan sebagian masyarakat yang betul memahami kondisi ekonomi Maluku yang tidak stabil saat ini, hendaknya tidak terpengaruh dengan hedonisme sesaat yang diperlihatkan.
“Saya kira sebagai masyarakat harus punya hati nurani ketika menyikapi hura-hura sesaat, kita harus punya pendirian, kita tidak usah terpengaruh lagi dengan cara MI yang selalu  selama lebih kurang 2 jam saja karena masyarakat Maluku sudah sadar bahwa saat ini semua kelakuan MI tidak ada yang betul. Angka penggangguran masih cukup banyak bahkan dari 16 program yang MI tawarkan pada saat kampanye Gubernur Maluku 5 thn yang lalu tidak ada satupun yang terealisir. Bahkan selama kepemimpinan MI tidak ada satupun program strategis nasional yang dirasakan masyarakat Maluku. Juga insvestasi swasta yang ada di Maluku.
Masyarakat Maluku sudah sadar atas kepemimpinan MI yang gagal total. Katong sudah sepakat memilih pemimpin Gubernur 5thn yang akan datang berasal dari TNI sama seperti jamannya Bpk. Karel dan itu hanya ada di pundak Pak JAR-MK yg kelak berani memberantas korupsi dikalangan birokrat, ” tandas Ucu Leatemia yang juga sebagai tokoh masyarakat Maluku dari pulau Lease ini. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.