Piru..MalukuBaruNews.com – Puluhan siswa yang berasal dari TK Talaga Ratu dan MI Negeri 2 di Desa Kairatu, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), dilaporkan mengalami keracunan setelah mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan dalam program pemerintah. Kejadian ini terjadi pada Senin (20/10/2025), dan hingga saat ini jumlah korban terus bertambah.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten SBB, Shunah Umayah Patty, dalam keterangan yang diberikan melalui sambungan telepon, jumlah korban bisa mencapai lebih dari 100 siswa. “Data awal yang kami terima ada 52 siswa, namun kami menduga jumlahnya bisa lebih banyak karena korban yang terus dirawat di Puskesmas,” ujar Patty.
Korban yang diduga keracunan MBG mengalami gejala mual, muntah, dan diare setelah makan siang. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 13.30 WIT, setelah siswa mengonsumsi makanan yang disediakan oleh mitra dapur bergizi yang berpartisipasi dalam program tersebut.
Sejumlah siswa yang merasa tidak nyaman segera dilarikan ke Puskesmas Kecamatan Kairatu dan Puskesmas Waimital SBB untuk mendapatkan perawatan medis. Salah seorang sumber mengungkapkan, “Jumlah korban yang terdata saat ini mencapai 59 siswa, dan belum terhitung yang masih dalam perawatan di Puskesmas Waimital.”ujarnya
Pihak berwenang segera mengamankan sisa-sisa makanan yang disajikan kepada siswa dan rencananya akan dibawa ke BPOM Ambon untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Langkah ini diambil untuk mengetahui penyebab pasti keracunan yang melibatkan puluhan anak didik.
“Pemantauan dan uji lab terhadap makanan yang disajikan sedang dilakukan oleh BPOM Ambon untuk memastikan apakah ada kandungan berbahaya yang menyebabkan keracunan,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya.
Fredy Pentury, Anggota DPRD Kabupaten SBB, meminta agar Bupati SBB, Asri Arman, segera mengevaluasi mitra dapur bergizi yang bertanggung jawab dalam penyaluran MBG di Kecamatan Kairatu. Pentury mengungkapkan kekhawatirannya atas kualitas makanan yang dibagikan dalam program ini.
“Seharusnya penyaluran MBG dilakukan dengan standar yang ketat untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan. Kami menduga ada ketidaksesuaian dalam penyaluran yang berujung pada kejadian keracunan ini,” ujar Pentury.
Politisi PDI Perjuangan itu juga meminta agar Satuan Petugas Penanggulangan Gizi (SPPG) Kabupaten SBB menghentikan sementara penyaluran MBG oleh mitra yang terlibat sampai hasil pemeriksaan BPOM keluar.
“Penting untuk menangguhkan penyaluran MBG agar kejadian serupa tidak terulang. Keselamatan anak didik harus menjadi prioritas utama,” tambahnya.
Di sisi lain, Pentury memberikan apresiasi kepada petugas medis di Kecamatan Kairatu yang telah bertindak cepat dalam menangani korban keracunan. Mereka segera memberikan perawatan medis kepada siswa yang terpapar dan memindahkan yang kondisinya lebih parah ke rumah sakit terdekat.
“Saya mengapresiasi langkah cepat dari petugas medis di Kairatu. Semoga penanganan medis terus berlanjut dengan baik untuk menyelamatkan para korban,” ujarnya.
Bupati Asri Arman saat ini tengah menghadapi sorotan terkait insiden ini. Pemerintah daerah diharapkan bisa segera melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program MBG dan melakukan tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang terbukti lalai dalam penyaluran makanan kepada anak-anak.
Ke depan, diharapkan kejadian serupa tidak terulang dan langkah-langkah perbaikan segera dilakukan agar masyarakat, terutama anak-anak yang menjadi peserta program MBG, bisa mendapatkan manfaat tanpa risiko kesehatan. Pemerintah Kabupaten SBB dan pihak terkait kini tengah fokus pada pemulihan kondisi siswa dan penyelidikan lebih lanjut terhadap penyebab keracunan.(MB-Leo)



