
Paniai .MalukuBaruNews.com-
Personel Operasi Damai Cartenz kembali menunjukkan kepedulian nyata terhadap masyarakat Papua. Pada Senin, 20 Oktober 2025, anggota Satgas Ops Damai Cartenz, Bharada Sahdan, melaksanakan kegiatan kemanusiaan dengan membagikan paket sembako kepada warga di Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai.
Kegiatan ini bukan hanya upaya membantu kebutuhan dasar warga, tetapi juga mencerminkan strategi pendekatan humanis dan dialogis yang selama ini diusung Operasi Damai Cartenz sebagai bagian dari misi membangun perdamaian di Tanah Papua.
“Ini adalah bukti nyata bahwa personel Operasi Damai Cartenz tidak hanya fokus pada aspek keamanan, tetapi juga turut menghadirkan nilai-nilai kemanusiaan melalui interaksi langsung dengan masyarakat,” kata Kepala Operasi Damai Cartenz, Faizal Ramadhani.
Langkah ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat setempat yang merasa diperhatikan dan dilibatkan dalam semangat persaudaraan. Bantuan sembako yang disalurkan meliputi bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan mie instan.
“Kami ingin aparat selalu hadir dengan pendekatan yang hangat dan empatik. Melalui kegiatan sederhana ini, hubungan antara masyarakat dan aparat semakin kuat, dan kepercayaan itu menjadi kunci terciptanya kedamaian,” ungkap Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Adarma Sinaga.
Menurut data internal Satgas, kegiatan serupa telah dilakukan di beberapa distrik lain di wilayah Papua sebagai bagian dari strategi pendekatan non-kekerasan yang menitikberatkan pada pembinaan masyarakat dan pembangunan komunikasi dua arah.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam suasana akrab tersebut ditutup dengan doa bersama, sebagai simbol komitmen semua pihak dalam menjaga kedamaian dan keharmonisan sosial.
“Kami hadir bukan hanya sebagai penegak hukum, tapi juga sebagai bagian dari masyarakat Papua yang memiliki tanggung jawab moral untuk merawat kedamaian dan harapan,” tambah Faizal Ramadhani.
Operasi Damai Cartenz sendiri merupakan program terintegrasi yang dilaksanakan oleh aparat gabungan TNI-Polri di Papua, bertujuan menanggulangi gangguan kelompok kriminal bersenjata sekaligus mendorong stabilitas sosial melalui pendekatan preventif, represif, dan humanis.
Dengan semakin banyak kegiatan serupa digelar, diharapkan dinding ketidakpercayaan yang selama ini menjadi sekat antara masyarakat dan aparat bisa mulai runtuh, digantikan oleh semangat kemitraan dan persaudaraan.(MB-01)