Elpaputih.malukubarunews.com – Di tengah kabut pagi yang menyelimuti perbukitan Desa Ahiolo-Abio, Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), deru kendaraan rombongan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) menandai kehadiran negara di titik-titik yang selama ini jauh dari sorotan. Hari itu, Rabu (17/9/2025), bukan hanya layanan administrasi yang dibawa, tapi juga harapan dan pengakuan hukum bagi warga yang selama ini belum tercatat dalam sistem negara.
Dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Dukcapil SBB, Julis Nahuway, tim melaksanakan pelayanan keliling melalui program unggulan “Jebol Adminduk” atau Jemput Bola Administrasi Kependudukan. Tujuan utamanya: memastikan warga terpencil mendapatkan dokumen kependudukan tanpa harus menempuh perjalanan panjang ke pusat pemerintahan.
“Perjalanan kami memang cukup melelahkan karena kondisi jalan yang rusak dan jarak yang cukup jauh. Tapi melihat senyum bahagia masyarakat yang akhirnya bisa memiliki dokumen kependudukan lengkap tanpa harus pergi ke kota kabupaten, menjadi semangat tersendiri bagi saya dan seluruh staf,” kata Kepala Dinas Dukcapil SBB, Julis Nahuway
Pelayanan dilakukan langsung di balai desa Ahiolo-Abio, di mana warga dapat melakukan perekaman e-KTP, pengurusan Kartu Keluarga, akta kelahiran, hingga pencetakan dokumen di tempat. Semua proses dilakukan cepat dan transparan, menjawab kebutuhan masyarakat yang selama ini terpinggirkan.
“Ini bukan sekadar pelayanan, tapi bentuk nyata kehadiran negara untuk semua warga, tanpa terkecuali,” ujar Nahuway dengan nada tegas namun humanis.
Di wilayah seperti Ahiolo-Abio, keberadaan dokumen kependudukan bukan hanya soal legalitas, tetapi menjadi kunci akses terhadap hak-hak dasar seperti pendidikan, layanan kesehatan, bantuan sosial, bahkan partisipasi dalam pemilu. Banyak warga di desa ini yang selama bertahun-tahun hidup tanpa identitas hukum.
Salah satu warga, Marnie Tuharea, 62 tahun, tidak bisa menyembunyikan rasa syukurnya saat cucunya akhirnya memiliki akta kelahiran.
“Beta su tua, seng mungkin lagi pigi kota urus dokumen. Tapi sekarang, semua datang sendiri di desa. Terima kasih banyak,” ucapnya haru.
Anak-anak muda, ibu rumah tangga, hingga para lansia tampak memadati lokasi pelayanan. Semua menyambut kehadiran tim Dukcapil dengan antusias, seakan hari itu menjadi titik awal baru dalam hubungan mereka dengan negara.
Jalur menuju desa tersebut tidak mudah. Rombongan Dukcapil harus menembus jalan berlumpur, menyeberangi sungai yang meluap, dan menghadapi hujan deras. Namun, semangat mereka tidak pernah surut.
“Ini adalah wujud pelayanan publik yang berkeadilan. Semua warga berhak merasakan kemudahan pelayanan, tak peduli sejauh apa mereka dari pusat pemerintahan,” tambah Julis Nahuway.
Keberhasilan kegiatan ini menjadi pemicu semangat bagi Dinas Dukcapil SBB untuk menjangkau lebih banyak desa terpencil lainnya. Program Jebol Adminduk akan terus digencarkan sebagai komitmen nyata reformasi pelayanan publik.
Dukcapil SBB membuktikan bahwa pelayanan publik tidak boleh menunggu. Negara harus datang, menjangkau yang jauh, menyentuh yang terpinggirkan, dan memastikan tak satu pun warga tertinggal dalam urusan identitas dan hak sebagai warga negara.(MB-Leo)
