200 Aparat Terjunkan Redam Ketegangan di Perbatasan Kabauw–Kailolo

oleh -36 Dilihat

Ambon. Malukubarunews.com –Sebuah ketegangan antarwarga terjadi pada Selasa (9 September 2025) sekitar pukul 11.45 WIT, di lokasi perbatasan antara Negeri Kabauw dan Negeri Kailolo, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku. Kombes Pol. Rositah Umasugi, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Maluku, memastikan peristiwa tersebut benar adanya.

Insiden bermula dari dugaan penganiayaan oleh Orang Tak Dikenal (OTK) terhadap seorang warga Kabauw yang menumpang kapal feri, saat berada di depan Pelabuhan Feri Wainana, bersama anaknya. Kejadian ini kemudian memicu konsentrasi massa dari kedua negeri yang berujung pada bentrokan fisik.

Akibat dari perkelahian itu, satu orang dinyatakan tewas, dan lima warga lain mengalami luka-luka, yang kemudian mendapat perawatan medis. “Penanganan penyelidikan terhadap kasus ini akan kami informasikan lebih lanjut,” tambah Kombes Pol. Rositah.

Sebagai respons cepat, aparat gabungan TNI–Polri segera diterjunkan ke lokasi untuk meredam potensi kerusuhan yang lebih luas. Hingga pukul 17.00 WIT, kondisi di wilayah perbatasan mulai kembali kondusif, dan warga telah kembali ke tempat tinggal masing-masing.

Kombes Pol. Rositah menjelaskan bahwa total 200 personel gabungan Brimob, Dit Samapta, dan Polresta Ambon, bersama dengan 13 personel TNI dari Koramil 07 Pulau Haruku, telah mengamankan titik-titik rawan. Pengamanan dipimpin langsung oleh Karoops Polda Maluku, serta didampingi Dansat Brimob dan Kapolresta Ambon & P.P. Lease.

“Personel telah kami tempatkan secara proporsional di titik-titik rawan, termasuk di perbatasan Kabauw dan Kailolo,” ujar Kombes Pol. Rositah.

Polda Maluku terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama untuk menjaga ketenangan. Aparat juga mengimbau masyarakat tidak terprovokasi oleh informasi belum terverifikasi dan menyerahkan proses hukum kepada pihak berwenang.

“Penanganan kasus akan dilakukan secara menyeluruh dan transparan, dengan menjunjung tinggi asas keadilan dan prinsip praduga tak bersalah,” tambah Rositah.

Dengan terus dijaganya nilai persaudaraan dan kondusivitas oleh seluruh lapisan masyarakat, Polda berharap identitas perdamaian Bumi Raja-raja dapat tetap terpelihara (MB-01)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.